tag:blogger.com,1999:blog-3699946452943078602024-03-14T16:46:12.155+07:00"Khilafah A'la Minhajin-Nubuwwah"".Blog ini di buat sebagai media dakwah kader Jama'ah Muslimin (HIZBULLAH)untuk terlaksananya khilafah dan syariat islamiyah."Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-71577035962176921542010-01-16T19:12:00.005+07:002010-01-16T19:18:17.992+07:00Profil<span style="font-weight:bold;">Selayang Pandang</span><br /><br />“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat, yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.(QS. Ali Imron : 104)<br /><br />“Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan itu berhak mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim)<br /><br />Forum Komunikasi Mahasiswa Hiizbullah ( FKMH ) merupakan wadah perjuangan di perguruan tinggi (PT) bagi mahasiswa Jama’ah MUslimin (HIZBULLAH) dalam mendakwahkan Al-Haq Khilafah A’La Minhaajin Nubuwwah.<br /><a name='more'></a><br />Berawal dari diskusi dan pembicaraan dari beberapa mahasiswa mengenai langkah perjuangan atau dakwah jama’ah Muslimin (HIzbullah) ke depan terutama di lingkungan kampus karena tugas untuk mendakwahkan khilafah ini adalah tugas kita bersama. Beberapa orang mahasiswa yang berasal dari dua Perguruan Tinggi yang ada di Lampung yaitu Universitas Lampung (UNILA) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung pada waktu itu berinisiatif untuk membentuk sebuah wadah yang lebih terstruktural dan teroganisir tentang syi’ar da’wah di lingkungan kampus terutama yang ada di Lampung dan harapannya kedepan bisa tersebar menyeluruh di wilayah Indonesia , maka dicetuskanlah wadah tersebut dengan nama Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH) Jama’ah Muslimin (HIZBULLAH) Wilayah Lampung dengan memutuskan secara Musyawarah Bahwa Rolis Ikhwanudin di amanahi sebagai Amirnya yang membawahi empat keamiran yang ada di Perguruan Tinggi yaitu :<br />1. Keamiran di Universitas Lampung (UNILA) dengan Umarrudinul Islam sebagai Amir<br />2. Keamiran IAIN Rden Intan Lampung dengan Anas sebagai Amir<br />3. Keamiran Tekhnokrat,DCC,UMITRA, DARMAJAYA dengan Irfanudin sebagai Amir<br />4. Keamiran POLTEKES, POLINELA dan MALAHAYATI belum terbentuk Amirnya<br />Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH) didirikan di Masjid Taqwa Muhajirun Komplek Ponpes Al-Fatah Negara Ratu Natar Lam-Sel pada hari Kamis tanggal 04 Muharram 1430 Hiriyah, bertepatan dengan tanggal 01 Januari 2009 Masehi pukul 14.00 WIB<br />Sebagai wadah gerakan Dakwah yang baru saja berdiri harapan kedepannya adalah dapat menjadi salah satu forum yang eksis dan istiqomah dalam syiar gerak da’wah kampus di dunia. Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH) merupakan wadah bagi mahasiswa/i ikhwan-ikhwan Jama’ah MUslimin (HIZBULLAH) yang menisbatkan dirinya pada syi’ar da’wah kampus dan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Lebih dari itu, dalam pengembangan SDM kadernya FKMH pun telah berusaha mengembangkan dirinya tidak hanya sebagai wadah da’wah kampus melainkan juga pada bidang-bidang lainnya seperti, syi’ar-syiar Islam, pembinaan mentor di sekolah-sekolah. Mengadakan training-training , dsb.<br />Dengan memfokuskan pembinaan kader pada 3 elemen penting; yakni Pengembangan Potensi Fikriyah (Wawasan pengetahuan), Pengembangan Potensi Jasadiyah (Fisik yang kuat), dan Pengembangan Potensi Ruhiyah (Spiritual yang matang) maka diharapkan kedepan FKMH akan lebih berkembang dalam syi’ar dan gerak juangnya serta mampu menghasilkan kader-kader yang militan dan profetik.<br /><br /> Dasar/landasan Pemikiran<br />“ Sesungguhnya allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum sehingga ia mau merubahnya sendiri ” (Ar-Ra’ud : 11)<br />“Alhaqqu billaa nidzham yaghlibuhu Albathilu binnidzham,”<br />“kebenaran yang tidak di organisir dengan baik akan dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir dengan baik” (Umar Bin Khattab)<br /><br /> Visi – Misi FKMH<br /><br />• Visi FKMH<br />Sebagai wadah perjuangan kepentingan bersama guna membina dan mengembangkan Da’wah Islamiyah dan Khilafah A’la Minhaajin Nubuwwah di lingkungan kampus khususnya dan di masyarakat (ummat) pada umumnya.<br />• Misi FKMH<br />1.Berdakwah dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As-sunnah<br />2.Berjuang Mengembalikan kejayaan umat Islam Dengan tegaknya Khilafah dan Syari’at Islam<br />3.Mengajak kaum Muslimin untuk bersatu kembali kepada satu pimpinan umat Islam kembali kepada Khilafah Yang mengikuti jejak Kenabian (Khilafah A’la Minhaajin Nubuwwah)<br /><br /> Struktur Kepengurusan<br />Penasehat : Ust Nurkhalis <br />Pembina : Abu labib Abdillah<br />Ikhwanuddin<br />Bpk Apandi<br />Ust Edi Susanto<br />Amir : Rolis ikhwanuddin<br />Katib : Fitri Yulianti<br />Maliyah : Abidah Almuthmainnah<br /><br />Bidang-Bidang<br />• Bidang I Kaderisasi : Yusro Haryadi (Ambid)<br />Umar<br />Triska retno w<br />Khoirun Nufus<br />• Bidang II KK : Hudal Hakim (Ambid)<br />Dwi Yunita Sari<br />Uliyatul Aini<br />Siti Ruqayyah <br />• Bidang III Ukhuwah : Nurhadis (Ambid)<br />Kahfi<br />Zainil Abidin<br />Irfanuddin<br />• Bidang Ekonomi : Burhanuddin (Ambid)<br />Siti Maisyaroh<br />JumiatiForum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-59064404904011435422010-01-13T10:31:00.002+07:002010-01-16T19:17:49.350+07:00MAYORITAS PENGHUNI NERAKA ADALAH KAUM WANITA !Oleh Al Ustadz Muhammad Wasitho, Lc.<br />Di antara prinsip akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan merupakan ijma’ mereka adalah meyakini bahwa surga dan neraka adalah makhluk yang Allah telah ciptakan dengan haq dan Dia menetapkan calon penghuni bagi keduanya. Allah jadikan Surga sebagai tempat tinggal abadi yang penuh dengan berbagai kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya, senantiasa berbuat amal shalih dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan neraka Dia jadikan sebagai tempat tempat tinggal yang mengerikan dan membinasakan bagi setiap orang kafir, musyrik, munafik dan durhaka kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:<br /><a name='more'></a><br />“(Surga itu) telah dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. Ali Imran: 132] dan firman-Nya: “Neraka itu telah dipersiapkan bagi orang-orang kafir.” [QS. Al-Baqarah: 24, QS. Ali Imran: 131]<br />Siapakah Mayoritas Penghuni Neraka?<br />Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy radhiyallahu anhu, ia berkata: “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita. Beliau bersabda,’Wahai kaum wanita bersedekahlah, sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka.’ Mereka bertanya,’Mengapa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Kalian banyak melaknat dan durhaka terhadap suami. Dan tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama yang dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang setia daripada salah seorang diantara kalian. Mereka bertanya,’Apa yang dimaksud dengan kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan separuh dari kesaksian seorang pria?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau berkata lagi,’Bukankah apabila wanita mengalami haidh maka dia tidak melakukan shalat dan puasa?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,’itulah (bukti) kekurangan agamanya.’ (HR. Bukhari)<br />Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Lalu, surga diperlihatkan kepadaku, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Ahmad) <br />Di dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir, dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)<br />Hadits-hadits tersebut di atas memberitahukan kepada kita dengan jelas dan gamblang bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir (miskin). Sedangkan penghuni neraka yang paling banyak adalah dari kaum wanita.<br />Mengapa Wanita Menjadi Mayoritas Penghuni Neraka?<br />Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerh43;Iana padanya dengan shalat yang panjang, beliau melihat Surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya:<br />“ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab:“Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)<br />Di dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang sifat wanita penduduk neraka, beliau bersabda :<br />“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu)<br />Dari beberapa hadits yang telah lalu, kita dapat mengetahui beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam api neraka dan bahkan menjadikan mereka golongan mayoritas dari penghuninya. Di antaranya adalah sebagai berikut:<br />1. Banyak melaknat.<br />Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Kalian banyak melaknat”.<br />Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya melaknat. Laknat dalam bahasa Arab artinya adalah menjauhkan. Sedangkan menurut syariat artinya adalah menjauhkan dari rahmat Allah dan kebaikan-Nya. Dan tidak diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan orang-orang yang tidak diketahui keadaannya dan akhir perkaranya dengan pengetahuan yang pasti dari rahmat dan karunia Allah. Karena itu mereka mengatakan,’Tidak boleh melaknat seseorang yang secara dhahir adalah seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang telah kita ketahui menurut dalil syar’i bahwa dia mati dalam keadaan kafir seperti Abu Jahal atau iblis.<br />Adapun melaknat (secara mutlak tanpa menyebut nama tertentu, pent) dengan menyebutkan sifat-sifatnya tidaklah diharamkan seperti melaknat seorang wanita yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya, seorang yang mentato dan minta ditato, pemakan riba dan yang memberi makan dengannya, pelukis (makhluk hidup), orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan melaknat orang yang merubah batas-batas tanah, orang yang menasabkan seseorang kepada selain ayahnya, membuat sesuatu yang baru di dalam Islam (bid’ah), dan lainnya sebagaimana telah disebutkan oleh dalil-dalil syar’i yang menunjukkan kepada sifat, bukan diri orang tertentu. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 88 – 89)<br />2. Durhaka terhadap suami dan mengingkari kebaikan-kebaikannya<br />Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya”.<br />Kedurhakaan semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)<br />Termasuk dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal berikut ini apabila dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syari’at: Tidak melayani kebutuhan seksual suaminya, atau bermuka masam ketika melayaninya, tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, menyebarkan aib suami kepada orang lain, menolak bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya, meminta cerai dari suaminya tanpa sebab yang syar’i, dan yang semisalnya.<br />3. Tabarruj (bersolek)<br />Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang.”<br />Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120)<br />Ibnu Abdil Barr berkata: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya.” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103)<br />Mereka adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah telah melarang hal ini dalam firman-Nya:<br />“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (QS. An-Nuur: 31)<br />Wahai ukhti Muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak.<br />Allah Ta’ala berfirman:<br />“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (QS. Al-Ahzaab: 33)<br />Inilah beberapa sebab yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari azab-Nya di dunia dan akhirat. Amiin.Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-26644531261974253362010-01-08T18:19:00.001+07:002010-01-08T18:27:16.484+07:00Aqidah Ruh Perjuangan KitaBukanlah sesuatu yang diragukan oleh setiap orang yang berakal bahwa berdirinya sebuah bangunan dengan kokoh tanpa fondasi merupakan perkara yang mustahil. Demikian pula agama ini, betapa sulit menemukan -atau bahkan tidak ada- sosok seorang muslim yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Islam dan menunaikan berbagai aturannya dengan konsisten kecuali mereka adalah sosok orang-orang yang beraqidah yang lurus.<br />Yang kita bicarakan bukanlah sekedar semangat tanpa ilmu ataupun gerakan yang tidak dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan yang matang. Namun yang sedang kita perbincangkan saat ini -di tengah situasi yang penuh dengan terpaan syubhat dan syahwat di atmosfer kehidupan kaum muslimin di berbagai belahan dunia- adalah kemunculan para pemuda yang membangun segala aktivitasnya di atas pedoman-pedoman agama yang bersumber dari Al Kitab dan As Sunnah dengan mengikuti pemahaman salafush shalih. Orang-orang yang meyakini bahwa setiap ucapan yang terlontar dari lisan mereka akan dicatat. Orang-orang yang meyakini bahwa setiap gerak-geriknya selalu diawasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Raja Yang Menguasai Kerajaan langit dan bumi. Orang-orang yang melandasi langkah-langkahnya dengan niat ikhlas dan mengikuti ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.<br /><a name='more'></a><br />Saudara-saudaraku sekalian, kebangkitan para pemuda yang menyimpan kekuatan iman laksana benteng yang kokoh di dalam jiwa dan raganya bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi di masa seperti ini. Sebagaimana pula orang-orang di masa silam telah menyaksikan sosok para pemuda Kahfi yang dinyatakan oleh Allah tentang keadaan mereka yang patut kita teladani bersama, Allah berfirman yang artinya,<br />نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى<br />“Kami mengisahkan cerita mereka kepada kamu dengan benar, sesungguhnya mereka itu adalah para pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS. Al Kahfi [18]: 13)<br />Sebagaimana pula di hari kiamat nanti Allah akan memberikan naungan-Nya kepada sosok pemuda yang tumbuh dalam aktivitas ibadah kepada Rabbnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang hal ini, “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan dari Allah di hari ketika tiada naungan kecuali naungan-Nya,..” di antaranya adalah, “Seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah.” (HR. Bukhari)<br />Kebangkitan para pemuda dari berbagai belahan dunia untuk membela agama ini dari penghinaan musuh-musuh-Nya adalah kabar gembira yang menyejukkan hati. Namun yang kita sayangkan adalah sebuah kebangkitan yang tidak menjadikan ilmu syar’i dan para ulama sebagai pemandu perjuangan mereka. Mereka bergerak dan bertindak tanpa koordinasi, tanpa perhitungan yang matang, membabi-buta dan serampangan. Maka muncullah berbagai aksi pengeboman di tempat-tempat umum, pembunuhan tanpa alasan, gerakan-gerakan rahasia untuk menghasut rakyat dalam rangka menggulingkan pemerintahan, bahkan tidak jarang kita dengar caci maki dan celaan pun mereka arahkan kepada manusia-manusia pewaris para nabi yaitu para ulama.<br />Saudara-saudaraku sekalian, para pemuda yang merindukan kejayaan Islam dan kaum muslimin di muka bumi ini, ketahuilah bahwa kejayaan yang kita dambakan tidak akan terwujud tanpa keikhlasan, kucuran keringat, perasan pikiran, ketundukan kepada Allah, dan tetesan air mata taubat dan penyesalan. Janganlah anda kira bahwa para sahabat dahulu bisa menang menaklukkan berbagai negeri dalam jangka waktu yang tidak lama, karena kekuatan materi yang mereka miliki. Janganlah anda kira sosok orang yang keras seperti Umar bin Khattab bisa masuk Islam dan menjadi pembelanya hanya semata-mata karena upaya dirinya sendiri ataupun ajakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun lebih dari itu semua, kemenangan, petunjuk dan ketegaran yang mereka miliki adalah berkat taufik dan anugerah dari Allah ta’ala yang diberikan-Nya kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.<br />Allah ta’ala berfirman tentang Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,<br />إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ<br />“Sesungguhnya Kamu tidaklah bisa memberikan petunjuk kepada orang yang kamu senangi akan tetapi Allah yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Allah kehendaki.” (QS. Al Qashash [28] : 56).<br />Oleh sebab itu Ibnul Qayyim mengatakan di dalam sebuah kitabnya, “Asas segala kebaikan adalah pengetahuan yang kamu miliki bahwa apa pun yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allah inginkan tidak akan terjadi. Dengan demikian maka pastilah bahwasanya segala kebaikan adalah berkat dari nikmat-Nya, sehingga kamu pun wajib mensyukurinya dan merendahkan diri untuk memohon kepada-Nya agar Dia tidak memutus kenikmatan itu darimu. Dan juga menjadi terang bahwasanya segala keburukan itu timbul akibat tidak mendapatkan bantuan dari-Nya dan tertimpa hukuman-Nya. Oleh sebab itu segeralah kamu memohon kepada-Nya agar Dia menghalangimu supaya tidak terperosok ke sana. Dan juga mintalah kepada-Nya agar tidak membiarkan dirimu sendirian dalam melakukan kebaikan dan meninggalkan kejelekan. Semua orang yang mengenal Allah pun telah sepakat bahwa segala kebaikan maka sumbernya adalah karena taufik dari Allah kepada hamba. Dan mereka pun sepakat bahwa segala keburukan merupakan akibat hamba tidak mendapatkan pertolongan dari-Nya…” (Al Fawa’id, hal. 94).<br />Sesungguhnya perjuangan yang bisa mengantarkan generasi pendahulu umat ini menuju kejayaan bukan akibat kekarnya tubuh mereka, lengkapnya persenjataan mereka, atau harta mereka yang melimpah ruah di mana-mana. Akan tetapi karena Allah ta’ala melihat hati-hati mereka dan Allah menemukan bahwa hati mereka adalah hati-hati yang bersih dari syirik dan ketergantungan hati kepada selain-Nya, itulah hati sebaik-baik golongan manusia yang pernah hidup di jagat raya ini. Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Sesungguhnya Allah melihat hati para hamba. Dan Allah dapati hati Muhammad adalah sebaik-baik hati manusia maka Allah pun memilihnya untuk diri-Nya dan Allah bangkitkan dia sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati hamba-hamba yang lain setelah hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Allah dapati bahwa hati para sahabatnya adalah sebaik-baik hati manusia. Maka Allah pun menjadikan mereka sebagai pembantu nabi-Nya dan berperang bersama beliau untuk membela agama-Nya…” (HR. Ahmad di dalam Musnadnya)<br />Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah di masaku (para sahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’ut tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim). Padahal kita telah mengetahui bersama bahwa baik dan buruk pada manusia dalam pandangan Allah bukanlah karena harta, pangkat, ataupun keelokan parasnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidaklah melihat kepada rupa ataupun harta yang kalian miliki. Akan tetapi Allah melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). Apakah akan kita katakan bahwa para sahabat itu hanya baik dari sisi lahirnya sementara hati mereka tidak ubahnya seperti hatinya Abdullah bin Ubay bin Salul (gembong munafikin)? Padahal Allah juga telah menegaskan di dalam kitab-Nya bahwa orang-orang yang senantiasa mengagungkan syi’ar-syi’ar-Nya -dan para sahabat adalah orang terdepan dalam hal itu- adalah orang-orang yang memendam ketakwaan di dalam lubuk hatinya. Allah ta’ala berfirman,<br />ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ<br />“Demikianlah, barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya hal itu muncul dari ketakwaan yang ada di dalam hati.” (QS. Al Hajj [22]: 32)<br />Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan syi’ar-syi’ar Allah adalah perintah-perintah-Nya. Dan salah satu bentuk mengagungkan syi’ar Allah adalah dengan mengagungkan hewan kurban. Hal itu sebagaimana tafsiran yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, “Yang dimaksud mengagungkannya adalah dengan memilih hewan kurban yang gemuk dan baik.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 5/310).<br />Nah, bagaimana mungkin akan kita katakan bahwa para sahabat yang tidak hanya memilihkan hewan kurban yang gemuk untuk berkurban; mereka rela menyumbangkan apa yang mereka punyai demi dakwah Islam, bahkan di antara mereka ada juga yang rela menyerahkan tubuhnya sendiri untuk menjadi sasaran anak panah demi melindungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari anak panah orang-orang kafir dalam sebuah pertempuran, apakah akan kita katakan bahwa para sahabat adalah para penjahat yang bersikap laksana musang berbulu domba dan pengkhianat agama yang kembali menjadi kafir sesudah wafatnya Nabi? Bukankah Nabi sendiri telah bersabda dengan wahyu yang diwahyukan kepadanya, “Janganlah kalian mencela para sahabatku! Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya ada salah seorang di antara kalian yang berinfak dengan emas sebesar gunung Uhud, maka itu tidaklah bisa menyamai satu mud (satu genggam dua telapak tangan) infak mereka, tidak juga setengahnya.” (HR. Muslim)<br />Apakah yang membedakan tubuh kita dengan tubuh para sahabat? Mereka punya kaki, tangan dan indera sebagaimana yang kita miliki. Mereka mengeluarkan harta untuk berinfak dan kita pun mengeluarkannya. Mereka mengerjakan shalat, dan kita pun mengerjakannya seperti mereka. Mereka makan dan minum sebagaimana kita juga butuh makan dan minum. Namun, ketahuilah saudaraku, ternyata apa yang tertancap di dalam dada kita tidak sehebat dan sekokoh yang tertancap di dalam dada para sahabat. Mereka memiliki keimanan laksana gunung. Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu mengatakan, “Seandainya iman yang dimiliki Abu Bakar ditimbang dengan iman segenap penduduk bumi (selain para nabi, pen), niscaya timbangannya lebih berat daripada timbangan iman mereka.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman). Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan, “Barangsiapa di antara kalian yang ingin meniti sebuah jalan maka ikutilah jalan yang ditempuh oleh para ulama yang sudah meninggal itu yaitu para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah manusia-manusia terbaik dari umat ini. Hati mereka lebih baik, dan ilmu mereka lebih dalam, serta paling sedikit membeban-bebani diri. Suatu kaum yang telah dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mentransfer agama-Nya, maka tirulah akhlak dan jalan hidup mereka. Sebab mereka berada di atas petunjuk yang lurus.” (HR. Al Baghawi dalam Syarh As Sunnah)<br />Maka janganlah heran apabila kalian mendengar Anas bin Malik radhiyallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya kalian benar-benar melakukan perbuatan-perbuatan yang dalam pandangan kalian sangat sepele dan ringan -lebih ringan daripada rambut-, padahal bagi kami yang hidup di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami menganggapnya termasuk perkara yang mencelakakan.” (HR. Bukhari)<br />Lihatlah para sahabat dengan segenap kemuliaan yang mereka sandang -di antara mereka ada sepuluh orang yang dijamin masuk surga, dan seribu empat ratus orang lebih yang dijamin masuk surga- ternyata hati mereka sangatlah lembut dan mulia. Ibnu Abi Mulaikah menceritakan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Sahihnya, “Aku telah bertemu dengan tiga puluh orang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka semua merasa khawatir di dalam dirinya terjangkit kemunafikan.” Bandingkanlah dengan kondisi sebagian kita pada hari ini; yang dengan mudah mengerjakan hal-hal yang makruh, yang dengan ringan meninggalkan sebagian kewajiban dengan alasan-alasan yang dibuat-buat, yang dengan enteng meninggalkan perkara sunnah, yang dengan santai menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih perkara yang lebih utama. Aduhai, betapa jauhnya derajat kita dengan mereka laksana jauhnya langit dengan bumi!<br />Para sahabat adalah orang-orang yang sangat mudah menerima nasihat. Hal itu dapat kita ketahui dalam hadits yang diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah. Dia menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihati kami dengan sebuah nasihat menyentuh yang membuat hati-hati bergetar dan mata mencucurkan air mata…” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Inilah hatinya orang-orang yang benar-benar beriman. Hati yang bergetar ketika disebutkan kebesaran Allah dan ayat-ayat-Nya. Allah ta’ala berfirman,<br />إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُون<br />“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah hati mereka bergetar, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka iman mereka bertambah. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al Anfal [8]: 2)<br />Para sahabat adalah orang-orang yang sangat bersemangat dalam meraih kebaikan. Mereka berlomba-lomba dengan segala kemampuan yang ada untuk bisa meraih ketinggian derajat di sisi-Nya. Karena mereka sadar bahwa kemuliaan di sisi Allah adalah dinilai dengan ketakwaan, bukan dengan uang, kecantikan, jabatan, banyaknya relasi ataupun popularitas. Allah ta’ala berfirman,<br />إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُم<br />“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian.” (QS. Al Hujurat [49]: 13)<br />Salah seorang di antara mereka datang kepada Rasulullah dan mengatakan, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya suatu amalan yang membuat saya dicintai Allah dan disukai oleh manusia…”(HR. Ibnu Majah). Di waktu yang lain ada juga yang berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu ucapan dalam Islam ini yang tidak akan aku tanyakan kepada selainmu…”(HR. Muslim). Ada lagi yang berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya suatu amalan yang bisa memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari api neraka…”(HR. Tirmidzi). Orang-orang yang tidak berharta di antara mereka pun ingin beramal sebagaimana orang yang kaya di antara mereka. Mereka mengatakan, “Orang-orang kaya memborong pahala. Padahal mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedangkan kami tidak, pen)..” (HR. Muslim). Lihatlah betapa tinggi cita-cita mereka!<br />Para sahabat adalah orang-orang yang menjunjung tinggi sabda-sabda dan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnu Abbas mengatakan, “Hampir-hampir saja turun hujan batu dari langit kepada kalian; aku katakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian, namun kalian justru mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar berkata lain!” (HR. Abdur Razzaq). Bandingkanlah dengan keadaan sebagian orang pada masa belakangan ini yang menolak hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan dalih bertentangan dengan akal, bahkan ada lagi yang berani menuduh -hadits yang disepakati para ulama tentang keabsahannya- sebagai hadits yang bertentangan dengan ayat al-Qur’an; sehingga mereka mengatakan bahwa anjing tidak haram dimakan?. Ada pula orang-orang yang tidak paham ilmu hadits menolak hadits-hadits ahad dalam masalah aqidah dengan alasan hadits ahad tidak menghasilkan ilmu yakin. Wahai kaum muslimin, kekhilafahan, daulah dan ketenteraman seperti apakah yang kalian dambakan jika para pejuangnya masih belepotan dengan kerancuan pemikiran dan penyimpangan manhaj (metode dalam berislam) semacam ini?!<br />Para sahabat adalah orang-orang yang mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagaimana adanya, tanpa menolak, tanpa menyelewengkan dan tanpa menyerupakan. Oleh sebab itu ketika ditanya tentang makna istiwa’ Imam Malik mengatakan, “Istiwa’ sudah dimengerti maknanya. Namun tata caranya tidak diketahui, dan menanyakan tentang caranya adalah bid’ah.” (HR. Al Baghawi dalam Syarh As Sunnah)<br />Ini semua menunjukkan kepada kita -wahai umat Islam yang hidup di sepanjang jaman- bahwa kemenangan dan keberhasilan yang digapai oleh para sahabat bukan semata-mata karena tajamnya pedang mereka, keberanian mereka yang sangat luar biasa, ataupun persatuan mereka yang kokoh dan erat. Namun lebih daripada itu semua, keberhasilan yang mereka raih terlahir dari pengagungan hati mereka kepada Sang Penguasa alam semesta Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ingatlah bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Kalau ia baik, maka baiklah seluruh anggota badan. Dan kalau ia rusak, maka rusaklah seluruh anggota badan. Ketahuilah ia adalah jantung.” (HR. Bukhari dan Muslim). Demikianlah pentingnya hati bagi amalan, ibarat jantung bagi anggota badan.<br />Maka sekarang kita akan bertanya kepada diri kita masing-masing: Di tengah derasnya gelombang dekadensi moral dan kerusakan akhlak, perancuan akidah dan penyesatan pikiran yang melanda umat Islam di negeri ini, apakah ada sosok para pemuda yang giat mempelajari aqidah Islam dan membelanya dari serangan musuh-musuh-Nya. Dia tekuni buku-buku aqidah yang ditulis para ulama; Tsalatsatul Ushul, Qawa’idul Arba’, Kasyfu Syubuhat, Kitabut Tauhid, Fathul Majid dan lain sebagainya untuk memperbaiki dirinya dan kemudian dia gunakan untuk menyadarkan hati kaum muslimin dari tidur panjang mereka, membangkitkan kesadaran mereka untuk kembali kepada kemuliaan Islam yaitu dengan berpegang teguh dengan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman para sahabat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat sebagian kelompok dengan sebab Kitab ini (Al Qur’an) dan Allah juga akan merendahkan sebagian yang lainnya karenanya.” (HR. Muslim)<br />Apakah sekarang kita bisa memimpikan berdirinya sebuah Negara Islam yang berhukum dengan al-Qur’an dan as-Sunnah dalam segala sisi kehidupan, sementara dalam urusan pakaian saja banyak sekali di antara kaum muslimin yang belum mengerti pakaian yang sesuai dengan syariat -terlebih khusus kaum muslimah-? Apakah kita sekarang bisa mengangankan tegaknya daulah Islam apabila ternyata di tengah-tengah kita pornografi, kemaksiatan, perbuatan keji, kebid’ahan, dan kesyirikan dikerjakan dengan terang-terangan di mana-mana? Apakah sekarang kita bisa merindukan berdirinya sebuah kekhilafahan sebagaimana kekhilafahan Umar bin Abdul Aziz yang sangat keras dalam menegakkan keadilan, padahal di antara kita kezaliman yang paling besar yaitu syirik dibiarkan bahkan dipromosikan melalui berbagai media dan sarana? Apakah kita sekarang bisa mencita-citakan terjadinya perdamaian dan kehidupan yang tenteram, sementara orang-orang yang merusak aqidah umat Islam dan mengobrak-abrik fondasi-fondasi agama berkeliaran dan mengumbar racun-racun pemikiran sehingga memisahkan tubuh kaum muslimin dari ruh mereka? Lihatlah apa yang telah mereka perbuat: Mereka bela mati-matian aliran-aliran sesat demi mengatasnamakan toleransi palsu dan kebebasan ala Iblis yang berani menolak perintah Tuhannya. Seolah-olah mereka mengatakan kepada kita: Silakan kalian bersyahadat namun yakinilah Islam sebagaimana keyakinan Abdullah bin Ubay bin Salul (gembong munafikin)!<br />Melihat fenomena penyimpangan aqidah yang begitu marak akhir-akhir ini apakah para penggerak dakwah di berbagai penjuru negeri ini tidak tersadar bahwasanya memang sumber kerusakan bangsa ini adalah kerusakan aqidah dan akhlak mereka kepada Rabbnya. Sehingga sudah selayaknya mereka bersatu padu dan bahu membahu membersihkan bumi pertiwi ini dari sampah-sampah kesyirikan, pemikiran liberal dan aliran-aliran sesat lagi menyimpang. Adakah seorang muslim yang mengatakan bahwa orang yang mempersekutukan Allah dalam beribadah sebagai orang yang berakhlak? Adakah seorang mukmin yang mengatakan bahwa orang yang berpendapat bahwa kita tidak wajib mengikuti syariat Nabi Muhammad adalah orang yang berakhlak?<br />Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallamForum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-28429359956679828352010-01-04T23:08:00.004+07:002010-01-04T23:22:52.660+07:00Ta’liful Qulub“Ruh-ruh itu adalah tentara-tentara yang selalu siap siaga, yang telah saling mengenal maka ia (bertemu dan) menyatu, sedang yang tidak maka akan saling berselisih (dan saling mengingkari)”. (HR. Muslim)<br />
Inilah karakter ruh dan jiwa manusia, ia adalah tentara-tentara yang selalu siap siaga, kesatuaannya adalah kunci kekuatan, sedang perselisihannya adalah sumber bencana dan kelemahan.<br />
<a name='more'></a><br />
Jiwa adalah tentara Allah yang sangat setia, ia hanya akan dapat diikat dengan kemuliaan Yang Menciptakanya,. Allah berfirman yang artinya:<br />
“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelajakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. 8:63)<br />
Dan tiada satupun ikatan yang paling kokoh untuk mempertemukannya selain ikatan akidah dan keimanan. Imam Syahid Hasan Al Banna berkata:“Yang saya maksud dengan ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah saudaranya keimanan, sedangkan perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran”. (Risalah Ta’lim, 193)<br />
Sebab itu, hanya dengan kasih mengasihi karena Allah hati akan bertemu, hanya dengan membangun jalan ketaatan hati akan menyatu, hanya dengan meniti di jalan dakwah ia akan berpadu dan hanya dengan berjanji menegakkan kalimat Allah dalam panji-panji jihad fi sabilillah ia akan saling erat bersatu. Maka sirami taman persaudaraan ini dengan sumber mata air kehidupan sebagai berikut:<br />
1. Sirami dengan mata Air Cinta dan Kasih sayang<br />
Kasih sayang adalah fitrah dakhil dalam jiwa setiap manusia, siapapun memilikinya sungguh memiliki segenap kebaikan dan siapapun yang kehilangannya sungguh ditimpa kerugian. Ia menghiasi yang mengenakan, dan ia menistakan yang menanggalkan. Demikianlah pesan-pesan manusia yang agung akhlaqnya menegaskan. Taman persaudaraan ini hanya akan subur oleh ketulusan cinta, bukan sikap basa basi dan kemunafikan. Taman ini hanya akan hidup oleh kejujuran dan bukan sikap selalu membenarkan. Ia akan tumbuh berkembang oleh suasana nasehat menasehati dan bukan sikap tidak peduli, ia akan bersemi oleh sikap saling menghargai bukan sikap saling menjatuhkan, ia hanya akan mekar bunga-bunga tamannya oleh budaya menutup aib diri dan bukan saling menelanjangi. Hanya ketulusan cinta yang sanggup mengalirkan mata air kehidupan ini, maka saringlah mata airnya agar tidak bercampur dengan iri dan dengki, tidak keruh oleh hawa nafsu, egoisme dan emosi, suburkan nasihatnya dengan bahasa empati dan tumbuhkan penghargaannya dengan kejujuran dan keikhlasan diri. Maka niscaya ia akan menyejukkan pandangan mata yang menanam dan menjengkelkan hati orang-orang kafir (QS.48: 29).<br />
2. Sinari dengan cahaya dan petunjuk jalan<br />
Bunga-bunga tamannya hanya akan mekar merekah oleh sinar mentari petunjuk-Nya dan akan layu karena tertutup oleh cahaya-Nya. Maka bukalah pintu hatimu agar tidak tertutup oleh sifat kesombongan, rasa kagum diri dan penyakit merasa cukup. Sebab ini adalah penyakit umat-umat yang telah Allah binasakan. Dekatkan hatimu dengan sumber segala cahaya (Alquran) niscaya ia akan menyadarkan hati yang terlena, mengajarkan hati yang bodoh, menyembuhkan hati yang sedang sakit dan mengalirkan energi hati yang sedang letih dan kelelahan. Hanya dengan cahaya, kegelapan akan tersibak dan kepekatan akan memudar hingga tanpak jelas kebenaran dari kesalahan, keikhlasan dari nafsu, nasehat dari menelanjangi, memahamkan dari mendikte, objektivitas dari subjektivitas, ilmu dari kebodohan dan petunjuk dari kesesatan. Sekali lagi hanya dengan sinar cahaya-Nya, jendela hati ini akan terbuka. “Maka apakah mereka tidak merenungkan Al Quran ataukah hati mereka telah terkunci”. (QS. 47:24)<br />
3. Bersihkan dengan sikap lapang dada<br />
Minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan maksimalnya adalah itsar ( mementingkan orang lain dari diri sendiri) demikian tegas Hasan Al Banna. Kelapangan dada adalah modal kita dalam menyuburkan taman ini, sebab kita akan berhadapan dengan beragam tipe dan karakter orang, dan “siapapun yang mencari saudara tanpa salah dan cela maka ia tidak akan menemukan saudara” inilah pengalaman hidup para ulama kita yang terungkap dalam bahasa kata untuk menjadi pedoman dalam kehidupan. Kelapang dada akan melahirkan sikap selalu memahami dan bukan minta dipahami, selalu mendengar dan bukan minta didengar, selalu memperhatikan dan bukan minta perhatian, dan belumlah kita memiliki sikap kelapangan dada yang benar bila kita masih selalu memposisikan orang lain seperti posisi kita, meraba perasaan orang lain dengan radar perasaan kita, menyelami logika orang lain dengan logika kita, maka kelapangan dada menuntut kita untuk lebih banyak mendengar dari berbicara, dan lebih banyak berbuat dari sekedar berkata-kata. “Tidak sempurna keimanan seorang mukmin hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya”. ( HR. Bukhari Muslim)<br />
4. Hidupkan dengan Ma’rifat<br />
Hidupkan bunga-bunga di taman ini dengan berma’rifat kepada Allah dengan sebenar-benar ma’rifat, ma’rifat bukanlah sekedar mengenal atau mengetahui secara teori, namun ia adalah pemahaman yang telah mengakar dalam hati karena terasah oleh banyaknya renungan dan tadabbur, tajam oleh banyaknya dzikir dan fikir, sibuk oleh aib dan kelemahan diri hingga tak ada sedikitpun waktu tersisa untuk menanggapi ucapan orang-orang yang jahil terlebih menguliti kesalahan dan aib saudaranya sendiri, tak ada satupun masa untuk menyebarkan informasi dan berita yang tidak akan menambah amal atau menyelesaikan masalah terlebih menfitnah atau menggosip orang. Hanya hati-hati yang disibukkan dengan Allah yang tidak akan dilenakan oleh Qiila Wa Qaala (banyak bercerita lagi berbicara) dan inilah ciri kedunguan seorang hamba sebagaimana yang ditegaskan Rasulullah apabila ia lebih banyak berbicara dari berbuat, lebih banyak bercerita dari beramal, lebih banyak berangan-angan dan bermimpi dari beraksi dan berkontribusi. “Diantara ciri kebaikan Keislaman seseorang adalah meninggalkan yang sia-sia”. ( HR. At Tirmidzi).<br />
5. Tajamkan dengan cita-cita Kesyahidan<br />
“Pasukan yang tidak punya tugas, sangat potensial membuat kegaduhan” inilah pengalaman medan para pendahulu kita untuk menjadi sendi-sendi dalam kehidupan berjamaah ini. Kerinduan akan syahid akan lebih banyak menyedot energi kita untuk beramal dari berpangku tangan, lebih berkompetisi dari menyerah diri, menyibukkan untuk banyak memberi dari mengoreksi, untuk banyak berfikir hal-hal yang pokok dari hal-hal yang cabang. “Dan barang siapa yang meminta kesyahidan dengan penuh kejujuran, maka Allah akan menyampaikanya walaun ia meninggal diatas tempat tidurnya”. ( HR. Muslim)<br />
“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah bersatu berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepadaMu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (dijalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahay-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifat-mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong”.<br />
Amin…Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-20651542186225173182010-01-04T22:45:00.002+07:002010-01-04T23:15:05.967+07:00Dakwah yang Murni.<br />
Ada suatu kisah/peristiwa pada saat Baginda Rasululloh berdakwah di Mekah yang patut kita jadikan rujukan bersikap<br />
kedatngan Islam kian lama kian membuat kaum kafir, khususnya dari Bangsa Qurays, benar2 marah, kaum Qurays lalu mendatangi Abu Thalib yang Di ketahui selama ini menjadi pelindung Nabi saat meyebarkan ajarn2 Islam.mereka minta agar Abu Thalib tak lagi melindungi Muhammd dalam menyebarkan ajaran2 Islam.mereka minta agar Abu Thalib tak lagi melindungi Muhammd dalm menyebarkn Islam. tekanan yang di terima Abu Thalib membuat paman Nabi menemui Rasulullah dan memintnya untuk sedikit bersikap halus kepada meerka.Namun Rasul menolaknya degan mengatakan,"Seandnay matahari ada d tagan kanan saya dan bulan di tagnn kiri,sunggh saya tidak akan bersikap sepert itu.<br />
<a name='more'></a><br />
Kegagalan Abu Thalib ini membuat pemuka2 Qurys datang sendiri menemui Rasulullah dan melakukan transaksi akidah dan syariat/sistm dakwah, pada tahap awal, mereka menawarkan barter penyembhan.kaum Qurasy bersedia menyembah Allah athun ini,dan sebagai gantinya tahun depan Rasulullah menyembah latta dan uzza.Degan tegas Rasulullh menolak.<br />
Berikutnya mereka datang kembali dgn membawa perjanjian baru,.mereka minta Rasululloh untuk tidak mengutuk berhala dan memjelek2kan nenek moyang mereka.sebagi gantiny mereka akan menyembah Allah dan ber-islam.tapi sepert tawaran pertama,yang inipun ditolak oleh Rasulullah.<br />
Langkh selanjutny mereka membawa siasat baru.mereka hanya meminta Rasulullah membasuh saja berhala2 yang mereka sembah, dan mereka akan berisam. Sebagai manusia ,Rasulullah terodrong untuk berijtihad .degan meyentuh saja berhala2 itu, maka selangkah strategis dalam dakwah bisa tercapai.Rasulpun meyentuh berhala mereka.lalu apa yg terjadi.?Allah menurunkan teguran yang teramat keras.<br />
<br />
"dan sesungghny mrk hmpir saja memalingkan kamudr apa yg telah Kami wahyukn kepadmu, agr kamu berbuat lain secara bohong kepd kami. Dan jika sudah demikian maka mrk akn mengambil kamu sebagi shabt yg setia. Kalau saj kami tdk memperkuat hatimu, niscaya kamu hampir2 condong sedkit kpd mreka. kalau terjadi demkian, benar, kami akan timpakan kepdamu siksaan yang berlipat d dunia ini, begitu ujag ktk kamu sudah meninggal dunia nanti. Dan kamu tdk akn mendptlkn suatu penolong ,:(Q>S: AL-Israpun :73-75)<br />
<br />
Bayangkan saja, condong sedikit saja tidak boleh, apalagi bergeser cenderung bekerja sama bahkan mengikuti sistimnya mereka. Hayaumil kiyamah, sampai tibanya kiamat, seorang muslim tdk boleh sedikitpun di dalm memperjungkn islam /dakwah tdk boleh tawar menawar apalagi sampai katnya mau d kash kursi menteri...Nauzubillah minzalik..<br />
islam memilki cara sendiri untuk berdakwah, jadi jangan sampai mengikuti sistem d luar Islm yg di khawatirkan akan meyebbkn taghu tdan akhirnya jatuh dlm perbuatn syirik......Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-31473771735032039072010-01-04T22:04:00.001+07:002010-01-04T22:26:18.730+07:00Ayah! kenapa engkau tidak pergi berjihad?Seorang anak perempuan yang masih kecil berumur sekitar tujuh tahun datang kepada bapaknya, dia menanyakan suatu pertanyaan: “Wahai ayah kenapa engkau tidak pergi berjihad?” Ayah anak perempuan kecil ini terheran dengan pertanyaan itu, dan ia ingin mengujinya, maka dia bertanya: “Nak! Jika aku pergi untuk berjihad, bisa jadi ayah nanti akan terbunuh, dan kamu nanti jadinya tidak punya bapak seperti anak-anak lainnya”. Maka mujahidah kecil itu menjawab: “Jika engkau terbunuh maka itu yang utama, karena engkau akan menjadi seorang syuhada' dan masuk jannah dan kita akan masuk jannah bersama-sama”.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Inilah iman yang kuat dan fitroh yang bersih serta bentuk pelaksanaan perintah Alloh SWT yang telah tertanam di dalam diri dan sikap anak perempuan kecil itu, dia itulah yang kita butuhkan hari ini di dalam mendidik anak-anak laki-laki dan perempuan kita, kita ingin mendidik mereka dengan tarbiyah iman dan jihad.<br />
<br />
Maka kita mulai dengan menanamkan aqidah yang benar, yang tidak ada penyakit-penyakit dan tidak ada penyelewengan dari orang-orang yang bersikap toleran dan kaum munafik. Serta mengajari mereka agama yang benar sebagaimana yang telah dibawa oleh Nabi SAW dan salaf sholeh kita, kemudian kita menanamkan pada diri mereka bahwa mereka adalah bagian dari kesatuan umat Islam ini, dan bahwa mereka adalah harapan umat ini setelah Alloh di dalam menyelamatkan dan mengangkat umat dari cengkeraman cakar-cakar kehinaan dan kenistaan serta menyatakan permusuhan secara terang-terangan terhadap umat-umat kafir di muka bumi pada zaman ini. Dan diharapkan mereka dapat mengembalikan kemuliaan dan kekuatan serta puncak kejayaan umat Islam pada zaman ini.<br />
<br />
Penting juga kita mempersiapkan mereka baik fisik maupun mental, sehingga mereka harus dilatih tentang cara memanggul senjata, berani, dan bertempur mati-matian di medan perang serta mencari kesyahidan di jalan Alloh dan bahwa semua itu adalah sebagai bentuk mendekatkan diri dan ketaatan kepada Alloh yang paling utama, yang dia beribadah kepada Alloh dengannya.<br />
<br />
Kita ingin menghantarkan mereka hingga sampai pada tahapan dimana dia menyerap seluruh makna-makna kemuliaan dan jihad sehingga hiduplah salah satu dari mereka menjadi seorang yang mulia, mujahid, bangga dengan agamanya, pembela umatnya, bahkan dia bangga bahwa dia adalah seorang mujahid yang dapat menjadi pengganjal di leher-leher orang-orang kafir dan munafik.<br />
<br />
Kita memohon kepada Alloh untuk memberikan kebaikan kepada anak-anak kita, dan menjadikan kita dan mereka termasuk dari para mujahid di jalan Alloh dan memberikan rizki kepada kita dan mereka dengan kesyahidan serta mengumpulkan kita di Firdausil A'laForum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-2790210866939242852010-01-02T11:31:00.003+07:002010-01-04T08:19:49.779+07:00Kado Istri MujahidKado Istri Mujahid,<br />
Nasehat Ummu Muhammad, janda DR. Abdullah Azzam.<br />
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.<br />
<br />
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan selalu kepada Rasul yang mulia, keluarga dan sahabat-sahabatnya semua.<br />
<br />
Saudari-saudariku tercinta,<br />
<a name='more'></a><br />
Sesungguhnya, umur itu sangatlah pendek dan kehidupan ini hanyalah hembusan-hembusan nafas yang akan dihitung dan dihisab. Maka, apakah tiap dari kita sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari berpisahnya orang-orang yang saling berkasih sayang dan saling bersahabat?<br />
<br />
Hari berpisahnya kita dari dunia yang fana ini, menuju yaumil hisab –hari perhitungan- dan alam kekal. Hari yang menjadikan harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali bagi mereka yang menghadap Allah dengan qalbun salim (hati yang sehat).<br />
<br />
Apakah tiap dari kita sudah mempersiapkan diri untuk masuk ke liang lahat, yang pernah disabdakan Rasulullah SAW pada hari kebumikannya sahabat mulia yang bernama Sa’ad bin Mu’adz Ra:<br />
<br />
“Seandainya ada orang yang selamat dari himpitan kubur, tentulah Sa’ad bin Mu’adz orangnya.” (Shahih Al-Jam’iush-Shagir, hadist no. 5306)<br />
<br />
Saya berharap kepada Allah Ta’ala agar kita termasuk orang-orang yang dibenarkan dalam sabda Rasulullah Saw:<br />
<br />
“Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (Shahih Muslim, hadist no. 1469)<br />
<br />
Wahai ukhti mukminah, keshalihanmu terletak pada kebaikan dienmu, benarnya aqidahmu dan baiknya tarbiyah yang engkau berikan kepada anak-anakmu. Mereka adalah amanat di lehermu dan calon pemuda di masa depan, pembela dienul Islam dan sebagai kayu bakar yang akan terus menyala, menjadi api penerang bagi keabadian dakwah ini di masa mendatang.<br />
<br />
Wahai saudari-saudari tercinta, wahai cucu-cucu Khansa’,<br />
<br />
Wahai saudari-saudari Sumayyah dan Khaulah binti Al-Azur.<br />
<br />
Wahai kaum muslimah yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai diennya, Muhammad sebagai rasulnya serta Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya,<br />
<br />
Wahai kaum muslimah yang menginginkan bendera “Laa Ilaaha Illallaah” berkibar setinggi-tingginya, dan menginginkan hidup diatas bumi yang penuh keadilan dan ketentraman,<br />
<br />
Wahai kaum muslimah yang ingin hidup bahagia lagi mulia dengan meniti jejak Rasul dan menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya pedoman dalam hidupnya.<br />
<br />
Wahai isteri-isteri kaum muslimin di penjuru bumi Timur dan Barat, doronglah suami-suami kalian untuk berjihad fi sabilillaah. Karena sesungguhnya, suami kalian tidak akan menjadi suami yang kalian idam-idamkan, kecuali ketika ia menjadi laki-laki kuat yang memanggul senjata dan membela dien, aqidah, tanah air dan harga diri mereka, serta mampu meneror musuh-musuh mereka dengan mempersembahkan syahid demi syahid.<br />
<br />
Kemuliaan, ketinggian dan keluhuran hanya bisa diperoleh dalam naungan pedang di tangan manusia-manusia kuat yang mampu menggentarkan musuh-musuh mereka. Namun, itu semua tidak akan terwujud kecuali jika tiap orang dari kita mau mendorong suami, anak, saudara dan bapaknya ke medan perang, pertempuran dan kancah kemuliaan.<br />
<br />
Itu semua juga tidak akan terwujud kecuali dengan kesabaran wanita atas kepergian suaminya, saudara dan bapaknya, serta dengan mengganti peran mereka dalam mengurus diri sendiri, anak-anak dan rumah tangganya untuk menjadi baik.<br />
<br />
Para wanita yang berperan di belakang mereka bak batu karang nan kokoh yang menopang dan menjadi tempat mereka bersandar. Menjadi penolong mereka dengan kesabaran dan pengorbanan, di samping menyiapkan segala perlengkapan yang pantas untuk diberikan bagi kaum laki-laki demi terwujudnya cita-cita ini.<br />
<br />
Kemudian, jauhilah dunia dan pandanglah ia dengan penuh hina. Jangan pula kalian membebani suami dengan hal-hal yang ia tidak sanggup menghadirkannya. Jadikan dirimu rela dengan yang sedikit dari pemberian Allah yang dimudahkan untuknya.<br />
<br />
Janganlah menyibukkan suami dengan tuntutan duniawi untuk kepentingan dirinya, yang seandainya diikuti dan menuruti syahwatnya, niscaya hanya akan membawa dirinya kepada kehancuran. Dia pun akan terus berupaya dan bersungguh-sungguh menghabiskan waktunya, untuk meraup dunia yang tidak akan habis-habisnya, sampai dunia itu melumat habis dirinya.<br />
<br />
Wahai kalian ukhti muslimah, kalian wajib senantiasa mendorong suami pergi berjihad dengan segenap kemampuan yang kalian miliki. Janganlah bimbang dengan jalan jihad hanya karena hambatan-hambatan yang ada, sebab umur itu ada di tangan Allah dan sesungguhnya jihad itu tidak akan mengurangi umur dan rezeki mereka sedikitpun. Sebaliknya jika meninggalkan jihad, itu bukan menjadi sebab panjangnya umur dan bertambahnya rezki, itu semua sudah menjadi takdir Allah.<br />
<br />
Allah berfirman: “Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).” (Yunus:49)<br />
<br />
Wahai ukhti muslimah, bukankah kalian senang jika menjadi mujahidah fie sabilillah? Tentu kalian menjawab “Iya”. Tapi bagaimana mungkin hal itu bisa terwujud, sedang kalian sendiri tidak mendorong suami untuk berjihad serta tidak ikut menangani tugas-tugasnya dengan kesabaran atas kepergian suami, tidak juga menggantikan peran suami kalian di dalam rumah..?<br />
<br />
Apabila Allah menakdirkan suami kalian hidup di bawah naungan jihad, maka kalian akan senantiasa hidup bahagia bersamanya. Apabila Allah menakdirkan mati syahid untuknya, kelak kalian pun akan dikumpulkan bersamanya sebagai seorang syahidah –InsyaAllah- karena orang yang mati syahid itu bisa memberi syafa’at kepada 70 orang dari kerabatnya.<br />
<br />
Saudari muslimah, apakah ada martabat lain yang lebih besar daripada ini? Keistimewaan apa lagi yang diinginkan setelah diberikan kepadanya kebahagiaan mendampingi orang yang mati syahid lagi saleh di dalam syurga? Kita memohon kepada Allah, agar Dia mengumpulkan kita semua hidup bersama mereka di tempat yang penuh kebahagiaan di sisi Rabb Yang Maha Kuasa.<br />
<br />
Wahai ukhti fillah, demi Allah akan saya terangkan kepada kalian sebuah hikmah dari pengalaman hidup saya. Yakni, jika kalian bertawakal kepada Allah dalam hidup, niscaya tidak akan ada satu perkara pun yang dapat membahayakan kalian dengan izin Allah. Walau sebesar apapun musibah itu, tentu akan terasa kecil selama itu di jalan Allah. Demi Allah yang tidak ada Ilah kecuali Dia, sesungguhnya kabar syahid suami dan anak saya, saya hadapi dengan penuh kerelaan di atas qadha’ dan qadar-Nya.<br />
<br />
Saya juga merasakan bahwa kebahagiaan telah menyelimuti diri saya, bahkan menenggelamkan saya ke dalamnya. Padahal peristiwa syahidnya mereka telah lama berlalu, tapi saya tetap merasa teguh, ridha dan tenang, itu semua murni pemberian Allah dan takdir-Nya semata.<br />
<br />
Perasaan yang muncul ini bukanlah atas kehendak saya tapi itu berupa keteguhan yang semata Allah karuniakan ke dalam diri saya.<br />
<br />
Saya yakin betul kalau itulah batas usia mereka dan itulah akhir ajal mereka. Lalu apa gunanya putus asa dan kesedihan? Bukankah rela terhadap qadha’ Allah itu lebih baik dibanding harus berputus asa? Bukankah balasan dari sebuah kesabaran adalah surga yang menanti?<br />
<br />
Maka dari itu Ya Allah, janganlah Engkau haramkan atas kami pahala-pahala mereka dan jangan pula Engkau jadikan kami sesat sesudah mereka tiada. Sesungguhnya saya betul-betul bahagia dengan syahidnya mereka, dan rasa bahagia ini lebih besar daripada yang saya rasakan ketika mereka masih hidup bersama kami.<br />
<br />
Saya pun memperhatikan dan Allah juga yang lebih mengetahui, sesungguhnya mereka yang sudah syahid meninggalkan kami itu telah mendapatkan keberuntungan dan saya pun demikian ikut mendapatkannya dikarenakan setia bersama mereka. Semoga Allah menjadikan mereka penghuni syurga-Nya yang demikian luas, serta mempertemukan kita dengan mereka kelak di tempat yang sarat kebahagiaan di sisi Rabb Yang Maha Kuasa, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan.<br />
<br />
Wahai ukhti muslimah, terakhir saya wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertaqwa kepada Allah, membaca Al-Qur’an, menjaga lisan, bergaul dengan orang-orang shalih dan menjauhi orang yang buruk perangainya.<br />
<br />
Janganlah hidup bermewah-mewahan karena itu akan mematikan hati kalian, dan hati yang sudah mati tidak akan mampu mendidik dan mengarahkan orang yang hidup.<br />
<br />
Wahai ukhti muslimah, sesungguhnya kita ini membutuhkan suri tauladan dari para sahabat Nabi yang perempuan –ridhwaanullaahu ‘alaihinna. Oleh karena itu perhatikanlah sosok Ummu Salamah, Khansa’, Sumayyah dan Khaulah untuk menjadi tauladan bagi kalian. Kemudian amalkanlah agar kalian naik ke jenjang yang tinggi, yang telah didaki oleh saudari-saudari kalian sebelumnya semisal para sahabat Nabi. Semoga Allah memberikan taufik kepada kalian atas amalan yang dicintai dan diridhai-Nya.<br />
<br />
Inilah yang dapat saya tuliskan, dan saya memohon ampunan kepada Allah untuk pribadi saya dan akhwat-akhwat sekalian.<br />
<br />
Saudarimu seakidah,<br />
Ummu Muhammad ‘Azzam.<br />
<br />
Sumber : Washiyyatus Syaikh Abdullah Azzam,<br />
Surat dari Garis Depan; Suara Hati Tokoh Perlawanan.Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-83181841913093455302009-11-23T07:47:00.005+07:002009-11-23T08:01:05.458+07:00Pemuda adalah Tombak Perjuangan<div style="background-color: black;"><style>
<span style=""></span>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:595.3pt 841.9pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
</div><div align="center" style="background-color: white; text-align: center;"><meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZaylani%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZaylani%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZaylani%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="State" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:595.3pt 841.9pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div align="center" style="color: black; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Pemuda adalah Tombak Perjuangan</span></b></span><br />
</div><div align="center" style="color: black; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: black;"><u1:p></u1:p> <br />
</div><div align="center" style="color: black; text-align: center;">“<b>Acapkali kita jumpai pemuda yang bergerak tanpa arah dan makna…. Pemuda yang hatinya linglung oleh fatamorgana dunia. Tapi tidak dengan kita…! Kita adalah pemuda Islam, Pemuda HIZBULLAH yang setiap kali jantung berdetak adalah (selalu) terpompakan oleh semangat aqidah…. yang menjadikan Allah sebagai tujuan, al-qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman, Rasulullah Saw sebagai tauladan dan syahid adalah cita-cita perjuangan. Itulah karakteristik pemuda HIZBULLAH yang telah menjadi rahasia sekaligus inti suatu kebangkitan. Mari tegakkan dan perjuangkan syariah serta Khilafah A’la Minhajin Nubuwah…! Allahuakbar…!!“</b><o:p></o:p><br />
</div><div align="center" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><br />
<br />
<br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Wahai Pemuda Islam <o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>lirik Izzis (Izzatul Islam)<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Kuatkan tekad, teguhkan hati<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Ikhlaskan diri ridho Illahi<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Aral menghadang bukan penghalang<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Pabila azzam kuat menghujam<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Tegakkan al-haq hantam al-bathil<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Kalimat Allah tegak meninggi<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Cahya Al-Quran tebar di dunia<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Jadi penerang insan semua<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Dengan bekal keimanan dan kebersihan jiwa<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Kita bela kebenaran dimanapun berada<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Dengan bekal keimanan dan kebersihan jiwa<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Kita bela kebenaran dimanapun berada<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Wahai pemuda islam bangkit dan bersatulah<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Curahkan tenagamu tuk tinggikan kalimatnya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Wahai pemuda islam bangkit dan bersatulah<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Curahkan tenagamu tuk tinggikan kalimatnya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Berjalan seiring, bergerak bersama<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Menuju bahtera Islam nan jaya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Oh indahnya perjuangan walau penuh tantangan<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Rosulullah dan sahabat tlah merintis langkahnya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Oh indahnya perjuangan walau penuh tantangan<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Rosulullah dan sahabat tlah merintis langkahnya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Langkah yang harus kita tempuh tanpa bimbang dan ragu<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Hanya itu <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state> tertuju cita - cita yang padu<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Wahai pemuda islam bangkit dan bersatulah<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Curahkan tenagamu tuk tinggikan kalimatnya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Berjalan seiring, bergerak bersama<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Menuju bahtera Islam nan jaya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Dengan bekal keimanan dan kebersihan jiwa<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Kita bela kebenaran dimanapun berada<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Wahai pemuda islam bangkit dan bersatulah<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Curahkan tenagamu tuk tinggikan kalimatnya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Wahai pemuda islam bangkit dan bersatulah<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Curahkan tenagamu tuk tinggikan kalimatnya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Syahidkan menjemputmu, jannah tlah menunggumu<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Berbahagialah dirimu<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Berjalan seiring, bergerak bersama<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Menuju bahtera Islam nan jaya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Dengan bekal keimanan dan kebersihan jiwa<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Kita bela kebenaran dimanapun berada<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Dengan bekal keimanan dan kebersihan jiwa<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Kita bela kebenaran dimanapun berada<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Wahai pemuda islam bangkit dan bersatulah<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Curahkan tenagamu tuk tinggikan kalimatnya<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Wahai pemuda islam bangkit dan bersatulah<o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Curahkan tenagamu tuk tinggikan kalimatnya <o:p></o:p></b></span><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"></div><div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: black;"><br />
</div><br />
</div>Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-53292247496129189852009-11-20T08:06:00.003+07:002010-01-04T22:42:26.010+07:0010 Pesan Rasululah kepada FatimahAda sepuluh wasiat Rasulullah kepada putrinya Fatimah Az-Zahra, wasiat ini merupakan mutiara termahal nilainya,khususnya bagi setiap istri yang mendambakan kesalehan. Wasiat tersebut adalah:<br />
<a name='more'></a><br />
1.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yangmembuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.<br />
<br />
2.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepunguntuk suami dan anak-anaknya, niscayaAllah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.<br />
<br />
3.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalumenyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan pahalabaginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.<br />
<br />
4.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yangmembantu kebutuhan tetangga-tetanggany a,maka Allah akan membantunya untukdapat meminum telaga kautsar pada harikiamat nanti.<br />
<br />
5.Wahai Fatimah! Yang lebih utama dariseluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri.Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu,maka aku tidak akan mendoakanmu.Ketahuilah Fatimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.<br />
<br />
6.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan,serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahalab aginya sama dengan pahala para pejuang Allah. Disaat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yangmelaksanakan ibadah haji dan umrah, danseribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.<br />
<br />
7.Wahai Fatimah! Disaat seorang istrimelayani suaminya selama sehari semalam,dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya sertamemakaikan pakaian padanya dihari kiamatberupa pakaian yang serba hijau,dan menetapkan baginya setiap rambutpada tubuhnya seribu kebaikan. Allahpun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.<br />
<br />
8.Wahai Fatimah! Disaat seorang istritersenyum dihadapan suaminya, makaAllah akan memandangnya dengan pandanganpenuh kasih.<br />
<br />
9.Wahai Fatimah! Disaat seorang istrimembentangkan alas ! tidur untuksuaminya dengan rasa senang hati, makapara malaikat yang memanggil darilangit menyeru wanita itu agarmenyaksikan pahala amalnya, dan Allahmengampuni dosa-dosanya yang telah laludan yang akan datang.<br />
<br />
10.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya,meminyaki jenggotnya dan memotong kumisnya serta kuku-kukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya,serta menjadikan kuburnya bagian daritaman surga. Allah pun menetapkanbaginya bebas dari siksa neraka sertadapat melintasi shirathal mustaqim dengan selamat.Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-70978449662050266002009-11-19T20:06:00.001+07:002010-01-04T22:42:53.932+07:00foto<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0eLqYKtSwzcKhSGYAml5oMqPx7jewcMX3RYk3q5MNxFialSjR7saJVYliuMG1tyXZlucV7fW3yBJbYJpWriPBWUJYaDQrnAKi0xldslVles-T5j9u-nSs5XdNYpeHnqxaAs5xZA4HdWwx/s1600/alquranwallpaper.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0eLqYKtSwzcKhSGYAml5oMqPx7jewcMX3RYk3q5MNxFialSjR7saJVYliuMG1tyXZlucV7fW3yBJbYJpWriPBWUJYaDQrnAKi0xldslVles-T5j9u-nSs5XdNYpeHnqxaAs5xZA4HdWwx/s320/alquranwallpaper.jpg" /></a><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://prophetofdoom.net/pics/Islamic_Clubs_Palestinian_Islamic_Jihad/Islamic_Clubs_Palestinian_Islamic_Jihad.l.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="http://prophetofdoom.net/pics/Islamic_Clubs_Palestinian_Islamic_Jihad/Islamic_Clubs_Palestinian_Islamic_Jihad.l.gif" width="320" /></a><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://mideastconflict.org/discussion/jihad/the_jihad_apocalypse_3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://mideastconflict.org/discussion/jihad/the_jihad_apocalypse_3.jpg" width="285" /></a><br />
</div>Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-88515051083820632009-11-19T19:57:00.003+07:002010-01-04T22:45:49.251+07:00jihad<div style="text-align: center;"><object height="344" width="425"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/pvUInZm4NfY&hl=en_US&fs=1&"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/pvUInZm4NfY&hl=en_US&fs=1&" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="425" height="344"></embed></object><br />
</div>Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-66607040446181595852009-11-19T17:02:00.002+07:002010-01-05T16:35:30.663+07:00Janji/Beat“Barang siapa yang memenuhi janjinya, maka Allah akan memberikan balasan yang besar “ (QS. Al Fath [48]: 10)<br />Ajaran islam tidak mengizinkan para pemeluknya untuk mengingkari janji yang pernah disepakati atau dibuat sebelumnya. <br /><a name='more'></a><br />Sebaliknya islam sangat menganjurkan ummatnya untuk senantiasa menepati janji, karena islam sangat menjunjung tinggi akhlak tersebut. Banyak akibat yang timbul akibat tidak menepati janji, antara lain dia akan rugi sendiri. Hal ini dikatakan Allah SWT dalam firman-Nya ; “(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang merugi” (QS. Al Baqarah : 27).<br />Allah menjelaskan dalam ayat tersebut, bahwa diantara kerugian yang diakibatkan oleh tidak menepati janji, adalah orang tersebut akan kehilangan kepercayaan atau tidak menjaga amanahnya. Padahal saling percaya merupakan unsur terpenting dalam kehidupan di dunia ini. Tanpa kepercayaan maka suatu negara akan hancur, karena terjadi krisisi kepercayaan maka terjadilah kerusuhan dimana-mana. Begitu besarnya dampak dari melanggar janji, islam menekankan agar jangan sampai melanggar janji-janji yang dibuatnya, meskipun janji terhadap anaknya atau orang terdekatnya. Bahkan Rasulullah SAW menggolongkan sikap melanggar janji termasuk salah satu ciri orang munafik. Sabda Beliau SAW : “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berbohong, jika berjanji dia melanggarnya, dan jika diberi amanah dia menghianatinya” (HR. Bukhari- Muslim)<br />Ali r.a pernah berkata, yang dikutip dalam kitab Ghurar Al Hikam, “Yang terburuk diantara pengkhianatan adalah mengkhianati sahabat dekatnya, mengkhianati kepercayaan dan melanggar janji”. Begitu pentingnya menepati janji, hingga Allah SWT sangat menekankan untuk memenuhi janji yang telah dibuatnya, bahkan orang yang senantiasa memenuhi janjinya akan mendapatkan balasan yang setimpal. Firman Allah SWT : “Dan penuhilah janji kepada Allah jika kalian membuat janji dan janganlah kalian rusak sumpahnya setelah peneguhannya” (QS. An Nahl : 91)<br />Pemenuhan janji ini selalu beriringan dengan sifat amanah. Suatu masyarakat dianggap bahagia dan sentosa apabila hubungan diantara para anggotanya berdasarkan saling percaya. Dengan kata lain, jika manusia sering melanggar batas-batas janji dan kewajibannya, serta tidak peduli dengan hak orang lain, maka mereka akan turun ke lembah kerusakan dan kehancuran. Wallahu a`lam bish shawab.Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-15693443166120906652009-11-18T10:46:00.004+07:002010-01-04T23:26:26.229+07:00Definisi TerorismeIstilah terorisme telah mengglobal dan dibicarakan oleh hampir seluruh kalangan. Bahkan istilah atau kata terorisme telah dipergunakan oleh Amerika sebagai instrumen kebijakan standar untuk memukul atau menindas lawan-lawannya dari kalangan Islam. Perang melawan terorisme telah menjadi teror baru bagi masyarakat, khususnya kaum Muslimin yang berdakwah dan bercita-cita menjalankan syariat secara kaaffah. Lalu apakah pengertian sebenarnya dari istilah terorisme ini? Siapakah teroris yang sebenarnya?<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Definisi Terorisme <br />
Masalah pertama dan utama dalam perdebatan seputar "terorisme" adalah masalah definisi. Tidak ada satu definisi pun yang disepakati oleh semua pihak. Terorisme akhirnya menjadi istilah multitafsir, setiap pihak memahaminya menurut definisi masing-masing, dan sebagai akibatnya aksi dan respon terhadap terorisme pun beragam.<br />
Sebenarnya, istilah terorisme bukan suatu hal yang kompleks, bahkan secara bahasa istilah ini tidak mampu memberikan arti secara menyeluruh. Lalu kenapa orang lambat sekali dalam menempatkan definisi istilah ini?<br />
Dari fakta yang ada, terdapat sebuah kedengkian di balik semua ini, karenanya dibutuhkan definisi yang menyeluruh termasuk variasi komponen-komponennya dan batasan-batasan yang diperlukan dari aspek yang berlawanan dengan komponen tersebut. Dalam fikiran banyak orang sekarang ini justru membutuhkan banyak kalangan untuk mendefinisikan istilah ini supaya tidak menjatuhkan hukuman pada orang yang tidak bersalah atas sejumlah tindak kejahatan dan sejumlah kebenaran yang disimpangkan.<br />
Terorisme menurut Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat adalah “Tindak kekerasan apapun atau tindakan paksaan oleh seseorang untuk tujuan apapun selain apa yang diperbolehkan dalam hukum perang yang meliputi penculikan, pembunuhan, peledakan pesawat, pembajakan pesawat, pelemparan bom ke pasar, toko, dan tempat-tempat hiburan atau yang sejenisnya, tanpa menghiraukan apa pun motivasi mereka.”<br />
Oxford’s Advanced Learner’s Dictionary, 1995 mendefinisikan Terorisme adalah Penggunaan tindak kekerasan untuk tujuan politis atau untuk memaksa sebuah pemerintahan untuk melakukan sesuatu (yang mereka tuntut), khususnya untuk menciptakan ketakutan dalam sebuah masyarakat.<br />
Badan intelejen Amerika CIA mendefinisikan Terorisme Internasional sebagai terorisme yang dilakukan dengan dukungan suatu pemerintahan atau organisasi asing dan atau diarahkan untuk melawan nasional, institusi, atau pemerintahan asing.<br />
Dalam Oxford Dictionary disebutkan : Terrorist : noun person using esp organized violence to secure political ends. (perorangan tertentu yang mempergunakan kekerasan yang terorganisir dalam rangka meraih tujuan politis).<br />
Dalam Encarta Dictionary disebutkan : Terrorism : Violence or the threat of violence carried out for political purposes. (Kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan demi tujuan politis).<br />
Terrorist : Somebody using violence for political purposes : somebody who uses violence or the threat of violence, especially bombing, kidnapping, and assassanition, to intimidate, often for political purposes. (Seseorang yang menggunakan kekerasan untuk tujuan politis: seseorang yang menggunakan kekerasan, atau ancaman kekerasan, terkhusus lagi pengeboman, penculikan dan pembunuhan, biasanya untuk tujuan politis).<br />
Dr. F. Budi Hardiman dalam artikel berjudul "Terorisme: Paradigma dan Definisi" menulis: "Teror adalah fenomena yang cukup tua dalam sejarah. Menakut-nakuti, mengancam, memberi kejutan, kekerasan, atau mem¬bunuh dengan maksud menyebarkan rasa takut adalah taktik-taktik yang sudah melekat dalam perjuangan kekua¬saan, jauh sebelum hal-hal itu dinamai “teror” atau “terorisme”.<br />
Istilah “terorisme” sendiri pada 1970-an dikenakan pada beragam fenomena: dari bom yang meletus di tempat-tempat publik sampai dengan kemiskinan dan kelaparan. Beberapa pemerintah bahkan menstigma musuh-musuhnya sebagai “teroris” dan aksi-aksi mereka disebut “terorisme”. Istilah “terorisme” jelas berko¬notasi peyoratif, seperti juga istilah “genosida” atau “tirani”. Karena itu istilah ini juga rentan dipolitisasi. Kekaburan definisi membuka peluang penyalahgunaan. Namun pendefinisian juga tak lepas dari keputusan politis."<br />
Mengutip dari Juliet Lodge dalam The Threat of Terrorism (Westview Press, Colorado, 1988), “teror” itu sendiri sesungguhnya merupakan pengalaman subjektif, karena setiap orang memiliki “ambang ketakutannya” masing-masing. Ada orang yang bertahan, meski lama dianiaya. Ada yang cepat panik hanya karena ketidaktahuan. Di dalam dimensi subjektif inilah terdapat peluang untuk “kesewenangan” stigmatisasi atas pelaku terorisme.<br />
Amerika Memanfaatkan Terorisme Untuk Melawan Islam<br />
Noam Chomsky, ahli linguistik terkemuka dari Massachussetts Institute of Technology, AS, telah menyebutkan kebijakan Amerika dan Barat terhadap Dunia Islam dengan isu "terorisme" ini sudah begitu kuat terasa sejak awal 1990–an. Tahun 1991, ia menulis buku "Pirates and Emperor: International Terrorism in The Real World."<br />
<br />
Noam Chomsky, ahli linguistik terkemuka dari AS<br />
Dalam artikelnya yang dimuat oleh harian The Jakarta Post (3 Agustus 1993), dan dimuat ulang terjemahannya oleh harian Republika dengan judul "Amerika Memanfaatkan Terorisme Sebagai Instrumen Kebijakan", ia menulis bahwa Amerika memanfaatkan terorisme sebagai instrumen kebijakan standar untuk memukul atau menindas lawan-lawannya dari kalangan Islam.<br />
Jadi, kebijakan Amerika dan Barat untuk memerangi dunia Islam dengan menggunakan isu "perang melawan terorisme internasional" sudah digulirkan sejak awal 1990-an, jauh sebelum kemunculan Taliban, apalagi Al-Qaeda, tragedi WTC maupun berbagai pemboman di sejumlah kawasan di dunia Islam.<br />
Demikianlah, perang melawan terorisme yang digalang oleh Amerika, Barat dan antek-anteknya, sejatinya adalah perang malawan Islam dan kaum Muslimin. Targetnya adalah umat Islam, sampai kepada titik mengganti kurikulum pendidikan agama agar sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan Barat. Upaya apapun untuk mengkaburkan hakekat ini, justru kontra produktif dan menguntungkan mereka-mereka yang membenci Islam.<br />
Bagaimana Dengan Islam ?<br />
Dalam Islam, istilah terorisme sendiri tidak pernah dikenal. Jikapun dicari padanan kata terorisme, maka yang dikenal adalah istilah Al Irhab, yang menurut Imam Ibnu Manzhur dalam ensiklopedi bahasanya mengatakan: Rohiba-Yarhabu-Rohbatan wa Ruhban wa Rohaban : Khoofa (takut). Rohiba al-Syai-a Rohban wa Rohbatan : Khoofahu (takut kepadanya).<br />
Bisa difahami bahwa kata Al-Irhab (teror) berarti (menimbulkan) rasa takut. Irhabi (teroris) artinya orang yang membuat orang lain ketakutan, orang yang menakut-nakuti orang lain. Dus, setiap orang yang membuat orang yang ia inginkan berada dalam keadaan ketakutan adalah seorang teroris. Ia telah meneror mereka, dan sifat "teror" melekat pada dirinya, baik ia disebut sebagai seorang teroris maupun tidak; baik ia mengakui dirinya seorang teroris maupun tidak.<br />
Dalam Islam, tidak diperbolehkan untuk melanggar kesucian kehidupan seseorang, baik secara lisan, fisik, maupun finansial, tanpa ijin atau hak dari Sang Pencipta, Allah SWT. Setiap Muslim memiliki kesucian jiwa, harta, dan kehormatan, sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :<br />
“Barangsiapa membantu orang untuk membunuh kaum Muslimin bahkan dengan sebuah ucapan atau kurma, maka dia kafir.”<br />
Kalau demikian adanya, maka apa namanya ketika tentara Amerika datang dari jauh ke Irak untuk membunuh dan menawan kaum Muslimin, seraya mengklaim bahwa mereka memerangi teroris, yang diartikan (menurut) mereka dengan menghancurkan masjid-masjid, menawan para Muslimah, menginjak-injak Al-Qur’an sebagaimana mereka melakukannya juga di negeri-negeri kaum Muslimin lainnya ? Tindakan inilah yang merupakan akar permasalahan terorisme yang hingga saat ini terus berlanjut.<br />
Amerika, The Real Terrorist <br />
Ungkapan di atas adalah fakta yang tidak terbantahkan. Terlalu banyak dan panjang catatan peristiwa sejarah Amerika yang dapat membuktikan bahwa Amerika adalah teroris sejati. Amerika dengan dukungan sekutunya NATO, berhasil menekan PBB untuk mengembargo Irak, pasca Perang Teluk Kedua (1991). Kaum Muslimin menjadi korban, tidak kurang 1,5 juta orang meninggal. Belum lagi mereka yang cacat dibombardir tentara Multinasional dalam Perang Teluk Kedua ini.<br />
<br />
Setelah lebih dari 12 tahun embargo, tahun 2003 Amerika dengan sekutu-sekutunya menginvasi Irak, menggulingkan pemerintahan, dan membentuk pemerintahan boneka. Dalam aksinya ini, Amerika telah membunuh ribuan kaum Muslimin, baik anak-anak, orang tua, maupun wanita. Semuanya demi kepentingan Amerika dan sekutunya. Apakah aksi-aksi brutal ini bukan sebuah bentuk teror, bahkan puncak dari teror ? Dus, Amerika dan sekutunya adalah teroris bahkan teroris sejati? Sayangnya media massa menyebut warga Irak yang mempertahankan negaranya dari agresi Amerika itulah yang teroris, fundamentalis, ataupun pemberontak.<br />
Contoh serupa terjadi di negeri-negeri kaum Muslimin lainnya, seperti Afghanistan, dan Pakistan. Bahkan contoh kasus negeri Muslim Palestina yang dijajah sejak tahun 1948 oleh Israel atas restu Amerika dan sekutunya, lebih menunjukkan lagi bahwa Amerika benar-benar teroris sejati. Serangkaian teror yang dilakukan agresor Israel atas kaum Muslimin Palestina tidak pernah mendapatkan sanksi. Tentu saja karena Israel dibesarkan dan dibela oleh Amerika. Setiap tahun, Amerika memberikan bantuan ekonomi kepada Israel tak kurang dari 3 miliar dolar USA. Ini belum terhitung bantuan militer yang dipergunakan untuk melakukan politik terornya kepada bangsa muslim Palestina yang tak bersenjata.<br />
Jadi, semuanya sangat tergantung kepada definisi teror dan terorisme yang saat ini didominasi oleh definisi yang dibuat Amerika dan sekutu-sekutunya. Seandainya mereka membuat definisi standar "teror dan terorisme" yang dapat diterima semua pihak, mereka (Amerika) adalah pihak pertama dan teratas yang menempati daftar teror dan terorisme.<br />
Jika definisi teror adalah membunuh rakyat sipil yang tak berdosa; anak-anak, wanita dan orang tua, maka mereka adalah teroris paling pertama, teratas dan terjahat yang dikenal oleh sejarah umat manusia. Mereka telah membantai jutaan rakyat sipil tak berdosa di seluruh dunia; Jepang, Vietnam, Afghanistan, Iraq, Palestina, Chechnya, Indonesia dan banyak negara lainnya.<br />
Jika definisi teror adalah membom tempat-tempat dan kepentingan-kepentingan umum, mereka adalah pihak yang pertama, teratas dan terjahat yang mengajarkan, memulai dan menekuni hal itu.<br />
Jika definisi teror adalah menebarkan ketakutan demi meraih kepentingan politik, maka merekalah yang pertama, teratas dan terjahat yang melakukan hal itu di seluruh penjuru dunia.<br />
Jika definisi teror adalah pembunuhan misterius terhadap lawan politik, maka mereka adalah pihak pertama, teratas dan terjahat yang melakukan hal itu.<br />
Jika definisi mendukung teroris adalah membiayai, melatih dan memberi perlindungan kepada para pelaku kejahatan, maka mereka adalah pihak yang pertama, teratas dan terjahat yang melakukan hal itu. Mereka bisa berada di balik berbagai kudeta di seluruh penjuru dunia. Aliansi Utara di Afghanistan, John Garang di Sudan, Israel di bumi Islam Palestina, Serbia dan Kroasia di bekas negara Yugoslavia, dan banyak contoh lainnya merupakan bukti konkrit tak terbantahkan bahwa The Real Terrorist adalah Amerika dan sekutu-sekutunya!<br />
Terorisme, Perang Melawan Siapa?<br />
Kini menjadi jelas siapa sebenarnya teroris sejati. Amerika bersama sekutunya telah melakukan teror kepada Islam dan kaum Muslimin sejak lama, diketahui bahkan direstui oleh dunia internasional. Ini sungguh tidak adil. Dunia diam saja dengan jumlah korban yang mencapai ratusan ribu dari umat Islam, namun berteriak-teriak lantang dan dipublikasikan luas jika dari pihak Amerika dan sekutunya yang terbunuh.<br />
Sekilas realita teror dan terorisme ini cukup memberi contoh bentuk teror yang hari ini wujud di pentas dunia. Perang terhadap terorisme yang dikampanyekan oleh dunia internasional hari ini, di bawah arahan Amerika, tanpa memberi definisi dan batasan yang jelas terhadap "teror dan terorisme" telah menjadi alat efektif kekuatan pembenci Islam, untuk memerangi Islam dan kaum Muslimin. Melalui kampanye media massa dan elektronik internasional, "teror dan terorisme" telah didistorsikan dan dikaburkan sedemikian rupa; definisi, batasan, substansi, tujuan dan bentuk kongkritnya.<br />
Adapun jika definisi teror dan terorisme distandarisasi, maka mereka yang akan menjadi pihak yang paling pertama, teratas dan terjahat yang terkena definisi tersebut. Oleh karenanya, mereka enggan memberikan definisi teror dan terosrime. Satu-satunya hal yang bisa dipahami seluruh umat manusia di dunia saat ini, bahwa "teror dan terorisme" versi hukum internasional (PBB yang mewakili kepentingan Amerika dan negara-negara adidaya lainnya) adalah Islam dan umat Islam, terutama umat Islam yang ingin hidup di dunia ini dengan merdeka penuh, bertauhid dan membela orang bertauhid, serta ingin menjalankan Islam secara kaafah.<br />
Wallahu’alam bis Showab!.<br />
<br />
Arrahmah.Com International Jihad AnalysForum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-18014604118290445712009-09-17T15:17:00.002+07:002010-01-04T23:19:51.227+07:00Karakteristik Al-Aqidah Al-Islamiah<div class="in-td-konten" style="text-align: justify;"><center><img src="http://www.ahlussunnah-jakarta.com/images/bismillaah.gif" /></center><br />
<br />
<br />
Karakteristik (Khashaish) adalah sebuah sifat baik yang sesuatu menjadi istimewa dengannya dan tidak ada sesuatu pun selainnya yang mempunyai sifat tersebut. <br />
Karakteristik aqidah islamiah sangatlah banyak, di sini kami hanya akan menyebutkan sebagiannya: <br />
<a name='more'></a><br />
1. Dia adalah aqidah ghaibiah (berkenaan dengan masalah ghaib). <br />
Allah Ta’ala berfirman, “Alif Lam Mim. Inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, merupakan hidayah bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang ghaib.” (QS. Al-Baqarah: 1-3) <br />
Hampir seluruh permasalahan aqidah islamiah yang wajib diimani oleh seorang hamba adalah bersifat ghaib, seperti rukun iman yang enam beserta rinciannya yang telah kita singgung di atas. <br />
<br />
2. Dia adalah aqidah yang bersifat menyeluruh dan universal. <br />
Hal itu karena Allah Ta’ala menyifatkan agama dan kitab-Nya dengan sifat sempurna, tibyan (penjelas) terhadap segala sesuatu dan pemberi hidayah bagi seluruh makhluk. Maka ketiga sifat ini melazimkan bahwa agama dan kitab-Nya itu telah menjelaskan dan mengatus segala sesuatu yang berkenaan dengan kehidupan para makhluk di dunia dan di akhirat. <br />
Keuniversalannya bisa dilihat dari ketiga perkara berikut: <br />
a. Dia mencakup semua jenis ibadah. Karena ibadah itu adalah semua nama untuk semua perkara yang Allah cintai dan ridhai, baik berupa ucapan maupun amalan, yang lahir maupun yang batin. <br />
Maka ibadah mencakup ibadah hati seperti cinta kepada Allah, ibadah lisan seperti membaca Al-Qur`an, ibadah badan seperti shalat serta ibadah harta seperti semua jenis sedekah. Dan dia juga mencakup meninggalkan semua perkara yang dilarang dalam agama dengan syarat dia meninggalkannya karena Allah. <br />
b. Dia mencakup hubungan antara hamba dengan Rabbnya dan hubungan antara sesama manusia. <br />
c. Dia mencakup kehidupan manusia ketika dia masih hidup di dunia, ketika dia hidup di alam barzakh dan ketika dia hidup di negeri akhirat. <br />
<br />
3. Dia adalah aqidah yang bersifat tauqifiah (terbatas pada wahyu), tidak ada tempat untuk pandapat dan ijtihad di dalamnya. <br />
Hal itu karena aqidah yang benar haruslah terdapat keyakinan yang pasti di dalamnya, karenanya rujukan dan asalnya juga harus sesuatu yang bisa dipastikan kebenarannya, dan sifat seperti ini (dipastikan kebenarannya) tidak bisa ditemukan kecuali pada kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya -shallallahu alaihi wasallam- yang shahih. <br />
Allah Ta’ala berfirman, “Kalau kelak datang kepada kalian hidayah dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti hidayah-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (QS. Thaha: 23) Maka Allah menjadikan keselamatan dan kebahagiaan -dalam aqidah dan selainnya- hanya pada apa yang Dia datangkan berupa Al-Kitab dan As-Sunnah. Dan barangsiapa yang mengikuti selain keduanya maka baginya kecelakaan yang nyata. <br />
Karenanya semua perkara yang bersifat dugaan -seperti kias, akal, anggapan baik, eksperimen- tidak bisa dijadikan rujukan dalam aqidah, apalagi kalau dia hanyalah khayalan dan khurafat seperti mimpi-mimpi dan ucapan seseorang yang jahil. <br />
Akal bukanlah sumber aqidah, bahkan dia adalah sesuatu yang dipakai untuk memahami dan mentadabburi sumber aqidah sebenarnya -yaitu Al-Kitab dan As-Sunnah yang shahih-. Karenanya akal yang sehat lagi bersih dari semua kotoran tidak akan mungkin bertentangan dengan wahyu. <br />
Semoga Allah Ta’ala merahmati Syaikhul Islam Ibnu Taimiah tatkala beliau mengomentari para ahli kalam, “Cukuplah yang menjadi dalil akan rusaknya mazhab mereka (yang mendahulukan akal) adalah: Tidak ada seorang pun di antara mereka yang mempunyai sebuah kaidah yang bersifat baku dalam masalah apa saja yang dianggap mustahil oleh akal. Bahkan di antara mereka ada yang menyangka bahwa akal membolehkan dan mewajibkan sesuatu yang dianggap oleh selainnya bahwa akal menghukumi itu mustahil. Wahai betapa kasihannya, dengan akal yang manakah Al-Kitab dan As-Sunnah akan ditimbang?” Lihat Al-Fatawa (5/29) <br />
[Tashil Al-Aqidah Al-Islamiah hal. 16-19, karya Asy-Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz Al-Jibrin] <br />
<br />
Keutamaan Aqidah Islamiah. <br />
Sebagai pelengkap pembahasan, maka kami akan menyebutkan beberapa keutamaan dari aqidah islamiah ini. Di atas telah disebutkan secara global beberapa keutamaan aqidah islamiah, yaitu: Dia merupakan tujuan Allah menciptakan manusia, mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab. Berikut di antara keutamaan lainnya: <br />
1. Pemeluk aqidah ini haram untuk ditumpahkan darahnya -walaupun setetes-, haram untuk dirampas hartanya dan haram untuk dilanggar kehormatannya. <br />
Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak untuk disembah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Kalau mereka telah melakukannya maka mereka telah menjaga darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak islam dan hisab mereka atas Allah Ta’ala.” (HR. Al-Bukhari no. 50 dan Muslim no. 22 dari Abdullah bin Umar) <br />
<br />
2. Dia menyelamatkan pemeluknya dari siksaan Allah pada hari kiamat. <br />
Dalam riwayat Muslim dari Jabir bin Abdillah secara marfu’, “Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah (meninggal) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun maka dia pasti akan masuk ke dalam surga, dan barangsiapa yang berjumpa dengan-Nya dalam keadaan berbuat kesyirikan kepada-Nya sekecil apapun maka dia pasti akan masuk ke dalam neraka.” <br />
<br />
3. Dia bisa menghapuskan seluruh dosa. <br />
At-Tirmizi meriwayatkan dari Anas bin Malik -radhiallahu anhu- bahwa dia mendengar Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi kesalahan, tapi kamu mendatangi-Ku dalam keadaan kamu tidak berbuat kesyirikan dengan-Ku sedikit pun, niscaya Aku akan menemui kamu dengan sepenuh itu pula ampunan.” Dan hal ini juga ditunjukkan dalam hadits bithaqah (kartu kecil), yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash. <br />
<br />
4. Dengan aqidah ini maka semua amalan yang dikerjakan akan diterima oleh Allah dan akan mendatangkan manfaat bagi pelakunya. <br />
Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang mengamalkan amalan saleh dari laki-laki dan perempuan dalam keadaan dia beriman, niscaya Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka amalkan.” (QS. An-Nahl: 97) <br />
Dan sebaliknya aqidah yang rusak akan menyebabkan tertolaknya semua ibadah bahkan menggugurkan semua ibadah yang pernah dilakukan. Allah Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi, “Saya adalah Zat yang paling tidak butuh kepada sekutu. Karenanya barangsiapa yang mengamalkan amalan apa saja yang dia persekutukan Saya dengan selain Saya pada amalan tersebut, maka Saya akan meninggalkannya dan sekutunya.” (HR. Muslim dari Abu Hurariah) Dan Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh Kami telah mewahyukan kepada engkau (wahai Muhammad) dan kepada semua nabi sebelum kamu: Kalau kamu berbuat kesyirikan maka pasti semua amalan kamu akan terhapus dan kamu betul-betul kamu akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65) <br />
[Al-Irsyad ila Shahih Al-I’tiqad hal. 10-12] <br />
Wallahu Ta’ala a’lam.</div><br />
Sumber :<br />
http://al-atsariyyah.com/?p=644Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-71942451024243582009-09-17T01:03:00.001+07:002010-01-04T23:20:55.541+07:00Mantra Demokrasi<h2 class="entry-title"></h2><div class="entry-meta entry-header"><span class="author vcard">Written by <a class="url fn" href="http://arrisalah.net/author/adian-husaini/" title="View all posts by Adian Husaini">Adian Husaini</a></span> <span class="published">on <abbr class="published-time" title="26/03/2009 - 13:25">26/03/2009</abbr></span> <span class="meta-sep">—</span> <span class="comment-count"><a href="http://arrisalah.net/2009/03/kolom/adian-husaini/mantra-demokrasi.html#comments">Leave a Comment</a></span> </div>Saat menjadi wartawan Harian <em>Berita Buana</em>, tahun 1990, saya pernah ditugasi meliput satu seminar tentang demokrasi di salah satu hotel di Jakarta. Tema seminarnya tentang demokrasi dan agama-agama. Saat itu, banyak diskusi tentang demokrasi digelar. <br />
<a name='more'></a><br />
Seperti paham-paham lainnya, karena dianggap sebagai paham yang bersifat universal dan harus dipeluk oleh seluruh umat manusia, maka agama-agama juga diminta menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Para tokoh dari berbagai agama yang hadir dalam seminar itu kemudian didorong untuk memberikan legitimasi, bahwa paham demokrasi adalah sesuai dengan ajaran agama masing-masing.<br />
Salah satu buku yang diperbincangkan pada dekade 1990-an adalah <em>The Third Wave: Democratization in the Late Twentieth Century, </em>karya Samuel P. Huntington. (Tahun 1995, buku ini diterbitkan oleh Pustaka Grafiti, dengan judul <em>Gelombang Demokratisasi Ketiga</em>). Huntington menyimpulkan dalam buku ini: ”Singkat kata, demokrasi hanya cocok bagi negara-negara Eropa Barat Laut dan barangkali negeri-negeri Eropa Tengah serta koloni-koloni penduduk yang berasal dari negara-negara itu.” (hal. 386). Tentang Islam, Huntington menyebutkan, bahwa ”doktrin Islam mengandung unsur-unsur yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan demokrasi.” (hal. 396). Bahkan, Huntington juga menegaskan: ”Budaya Islam dan Konfusius menghadapkan perkembangan demokrasi dengan penghalang yang tidak mudah teratasi.” (hal. 398).<br />
Seolah-olah seperti terprovokasi oleh Huntington, banyak kalangan cendekiawan yang kemudian tersengat, lalu berteriak lantang bahwa ”Islam sesuai dengan demokrasi!” Hanya ada seorang cendekiawan dalam seminar itu yang memberikan kritik terhadap konsep demokrasi. Karena sudah menjadi tren global, maka banyak orang yang kemudian ikut-ikutan latah menyuarakan lagu wajib ”demokrasi”. Bahwa, seolah-olah, demokrasi adalah berkah yang harus dipeluk oleh setiap manusia. Hanya dengan demokrasilah, suatu bangsa akan menjadi bangsa besar. Bahkan, ada yang menjadikan demokrasi bukan sekedar mekanisme pemilihan kepemimpinan, tetapi sebagai tujuan dan jalan hidup itu sendiri. Pokoknya, harus demokrasi! Makmur atau sengsara, tidak penting!<br />
Maka, sebagai bangsa Muslim terbesar di dunia, banyak kalangan kini berteriak dimana-mana, membanggakan diri, bahwa Indonesia adalah negara demokrasi Muslim terbesar di dunia. Banyak cendekiawan juga yang senang jika dipuji-puji oleh para petinggi AS, bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia (setelah AS dan India). Saat berkunjung ke Indonesia, pada 18 Februari 2009, Menlu AS, Hillary Clinton menyatakan: ”Indonesia telah mengalami transformasi yang besar dalam sepuluh tahun terakhir. Beberapa hal yang saya catat adalah penghormatan atas HAM, demokratisasi, sukses mengakhiri konflik sektarian dan menjadi tempat yang aman,” kata Hillary.<br />
Salah satu ciri manusia Indonesia, menurut budayawan Mochtar Lubis, adalah senang dengan <em>takhayul</em> dan mantra-mantra. Kata Mochtar, dalam bukunya, <em>Manusia Indonesia</em>, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001): “Ciri keempat utama manusia Indonesia adalah manusia Indonesia masih percaya <em>takhayul</em>. Dulu, dan sekarang juga, masih ada yang demikian, manusia Indonesia percaya bahwa batu, gunung, pantai, sungai, danau, karang, pohon, patung, bangunan, keris, pisau, pedang, itu punya kekuatan gaib, keramat, dan manusia harus mengatur hubungan khusus dengan ini semua. Kemudian, kita membuat mantera dan semboyan baru, jimat-jimat baru, Tritura, Ampera, orde baru, <em>the rule of law</em>, pemberantasan korupsi, kemakmuran yang merata dan adil, insan pembangunan. Manusia Indonesia sangat mudah cenderung percaya pada menara dan semboyan dan lambang yang dibuatnya sendiri.”<br />
Ya, jika kita perhatikan, oleh banyak kalangan -bahkan oleh orang-orang yang disebut cendekiawan- demokrasi telah dijadikan mantra. Kata ini ditulis, dislogankan, dikampanyekan, dan diucapkan berulang-ulang tanpa kritis. Mereka tidak berpikir panjang, apa sebenarnya makna dan konsekuensi demokrasi. Padahal, negara-negara yang menggembar-gemborkan demokrasi pun -seperti AS- juga tidak mau menerapkan demokrasi sepenuhnya. Demokrasi hanya diterapkan jika mereka perlu, dan sesuai dengan kepentingan mereka.<br />
Lihat saja, ketika Hamas menang Pemilu Palestina, maka AS pun menolak demokrasi, sebab hasilnya tidak sesuai dengan kemauan AS. PBB adalah contoh nyata tidak adanya demokrasi. Barat (AS dan sekutu-sekutunya) tidak percaya, bahwa umat manusia yang mayoritas dapat menghasilkan keputusan yang baik buat dunia internasional, jika bertentangan dengan kemauan mereka. Karena itu, sejak awal berdirinya PBB, 24 Oktober 1945, Barat memaksakan sistem “aristokratik”, dimana kekuasaan PBB diberikan kepada beberapa buah negara yang dikenal sebagai “The Big Five” (AS, Rusia, Perancis, Inggris, Cina). Kelima negara inilah yang mendapatkan hak istimewa berupa hak ‘<em>Veto’ </em>(dari bahasa Latin: <em>veto</em>, artinya: saya melarang). Lima negara ini merupakan anggota tetap dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB. Sisanya, 10 negara, dipilih setiap dua tahun oleh Majelis Umum PBB. Pasal 24 Piagam PBB menyebutkan, bahwa Dewan ini mempunyai tugas yang sangat vital yaitu “bertanggung jawab untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional”. Jika satu resolusi diveto oleh salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, maka resolusi itu tidak dapat diterapkan. Dalam pasal 29 Piagam PBB dikatakan: <em>“Decision of the Security Council on all other matters shall be made by an affirmative vote of nine members including the concurring votes of the permanent members.” </em><br />
Falsafah PBB yang meletakkan sistem yang aristokratis ini menunjukkan, bahwa Demokrasi Liberal adalah sebuah pilihan yang tidak selalu didukung oleh Barat. Jika percaya pada falsafah demokrasi, bahwa “suara rakyat adalah suara Tuhan” (<em>vox populi vox dei</em>), mengapa Barat tidak mau melakukan restrukturisasi PBB, yang sudah berpuluh-puluh tahun dituntut oleh mayoritas negara di dunia? Dunia seringkali disuguhi tontonan ironis di PBB, ketika mayoritas anggota PBB di Majelis Umum menyetujui satu resolusi, tetapi hanya karena satu negara anggota tetap Dewan Keamanan tidak setuju, maka keputusan PBB itu menjadi tidak bergigi. Dewan Keamanan PBB juga tidak pernah berhasil mengeluarkan resolusi yang mengecam tindakan AS. Sebab, dalam falsafah dan sistem PBB, AS tidak dapat dihukum, apapun kejahatannya. Meskipun sudah melakukan kebiadaban yang luar biasa di Palestina, Israel tetap aman-aman saja. Padahal, mayoritas dunia mengutuk serangan Israel ke Gaza.<br />
Jadi, demokrasi jelas bukan konsep ideal bagi manusia. Dia digunakan jika memang diperlukan. Demokrasi, secara inhern, mengandung kezaliman. Sistem ini menyamakan antara orang pandai dan orang bodoh. Suara seorang profesor ilmu politik dihargai sama dengan suara seorang penduduk pedalaman yang buta huruf dan tidak pernah tahu hal ihwal politik sama sekali. Suara ulama yang shalih sama saja dengan suara seorang penjahat. Apakah ini adil? Al-Quran jelas membedakan antara ”orang pandai” dan ”orang bodoh.” Maka, aneh, jika masih ada kaum Muslim yang tergila-gila pada demokrasi dan bangga menjadikan demokrasi sebagai mantra hariannya.Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-369994645294307860.post-38546020309461857402009-09-06T22:52:00.002+07:002010-01-04T23:24:54.048+07:00Ta’liful Qulub<h3 class="post-title entry-title"><a href="http://fikribanyuasin.blogspot.com/2008/01/taliful-qulub.html"></a> </h3>“Ruh-ruh itu adalah tentara-tentara yang selalu siap siaga, yang telah saling mengenal maka ia (bertemu dan) menyatu, sedang yang tidak maka akan saling berselisih (dan saling mengingkari)”. (HR. Muslim)<br />
Inilah karakter ruh dan jiwa manusia, ia adalah tentara-tentara yang selalu siap siaga, kesatuaannya adalah kunci kekuatan, sedang perselisihannya adalah sumber bencana dan kelemahan. Jiwa adalah tentara Allah yang sangat setia, ia hanya akan dapat diikat dengan kemuliaan Yang Menciptakanya,.<br />
<a name='more'></a><br />
Allah berfirman yang artinya:<br />
“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelajakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. 8:63)<br />
Dan tiada satupun ikatan yang paling kokoh untuk mempertemukannya selain ikatan akidah dan keimanan. Imam Syahid Hasan Al Banna berkata:“Yang saya maksud dengan ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah saudaranya keimanan, sedangkan perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran”. (Risalah Ta’lim, 193)<br />
Sebab itu, hanya dengan kasih mengasihi karena Allah hati akan bertemu, hanya dengan membangun jalan ketaatan hati akan menyatu, hanya dengan meniti di jalan dakwah ia akan berpadu dan hanya dengan berjanji menegakkan kalimat Allah dalam panji-panji jihad fi sabilillah ia akan saling erat bersatu. Maka sirami taman persaudaraan ini dengan sumber mata air kehidupan sebagai berikut:<br />
1. Sirami dengan mata Air Cinta dan Kasih sayang<br />
Kasih sayang adalah fitrah dakhil dalam jiwa setiap manusia, siapapun memilikinya sungguh memiliki segenap kebaikan dan siapapun yang kehilangannya sungguh ditimpa kerugian. Ia menghiasi yang mengenakan, dan ia menistakan yang menanggalkan. Demikianlah pesan-pesan manusia yang agung akhlaqnya menegaskan. Taman persaudaraan ini hanya akan subur oleh ketulusan cinta, bukan sikap basa basi dan kemunafikan. Taman ini hanya akan hidup oleh kejujuran dan bukan sikap selalu membenarkan. Ia akan tumbuh berkembang oleh suasana nasehat menasehati dan bukan sikap tidak peduli, ia akan bersemi oleh sikap saling menghargai bukan sikap saling menjatuhkan, ia hanya akan mekar bunga-bunga tamannya oleh budaya menutup aib diri dan bukan saling menelanjangi. Hanya ketulusan cinta yang sanggup mengalirkan mata air kehidupan ini, maka saringlah mata airnya agar tidak bercampur dengan iri dan dengki, tidak keruh oleh hawa nafsu, egoisme dan emosi, suburkan nasihatnya dengan bahasa empati dan tumbuhkan penghargaannya dengan kejujuran dan keikhlasan diri. Maka niscaya ia akan menyejukkan pandangan mata yang menanam dan menjengkelkan hati orang-orang kafir (QS.48: 29).<br />
2. Sinari dengan cahaya dan petunjuk jalan<br />
Bunga-bunga tamannya hanya akan mekar merekah oleh sinar mentari petunjuk-Nya dan akan layu karena tertutup oleh cahaya-Nya. Maka bukalah pintu hatimu agar tidak tertutup oleh sifat kesombongan, rasa kagum diri dan penyakit merasa cukup. Sebab ini adalah penyakit umat-umat yang telah Allah binasakan. Dekatkan hatimu dengan sumber segala cahaya (Alquran) niscaya ia akan menyadarkan hati yang terlena, mengajarkan hati yang bodoh, menyembuhkan hati yang sedang sakit dan mengalirkan energi hati yang sedang letih dan kelelahan. Hanya dengan cahaya, kegelapan akan tersibak dan kepekatan akan memudar hingga tanpak jelas kebenaran dari kesalahan, keikhlasan dari nafsu, nasehat dari menelanjangi, memahamkan dari mendikte, objektivitas dari subjektivitas, ilmu dari kebodohan dan petunjuk dari kesesatan. Sekali lagi hanya dengan sinar cahaya-Nya, jendela hati ini akan terbuka. “Maka apakah mereka tidak merenungkan Al Quran ataukah hati mereka telah terkunci”. (QS. 47:24)<br />
3. Bersihkan dengan sikap lapang dada<br />
Minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan maksimalnya adalah itsar ( mementingkan orang lain dari diri sendiri) demikian tegas Hasan Al Banna. Kelapangan dada adalah modal kita dalam menyuburkan taman ini, sebab kita akan berhadapan dengan beragam tipe dan karakter orang, dan “siapapun yang mencari saudara tanpa salah dan cela maka ia tidak akan menemukan saudara” inilah pengalaman hidup para ulama kita yang terungkap dalam bahasa kata untuk menjadi pedoman dalam kehidupan. Kelapang dada akan melahirkan sikap selalu memahami dan bukan minta dipahami, selalu mendengar dan bukan minta didengar, selalu memperhatikan dan bukan minta perhatian, dan belumlah kita memiliki sikap kelapangan dada yang benar bila kita masih selalu memposisikan orang lain seperti posisi kita, meraba perasaan orang lain dengan radar perasaan kita, menyelami logika orang lain dengan logika kita, maka kelapangan dada menuntut kita untuk lebih banyak mendengar dari berbicara, dan lebih banyak berbuat dari sekedar berkata-kata. “Tidak sempurna keimanan seorang mukmin hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya”. ( HR. Bukhari Muslim)<br />
4. Hidupkan dengan Ma’rifat<br />
Hidupkan bunga-bunga di taman ini dengan berma’rifat kepada Allah dengan sebenar-benar ma’rifat, ma’rifat bukanlah sekedar mengenal atau mengetahui secara teori, namun ia adalah pemahaman yang telah mengakar dalam hati karena terasah oleh banyaknya renungan dan tadabbur, tajam oleh banyaknya dzikir dan fikir, sibuk oleh aib dan kelemahan diri hingga tak ada sedikitpun waktu tersisa untuk menanggapi ucapan orang-orang yang jahil terlebih menguliti kesalahan dan aib saudaranya sendiri, tak ada satupun masa untuk menyebarkan informasi dan berita yang tidak akan menambah amal atau menyelesaikan masalah terlebih menfitnah atau menggosip orang. Hanya hati-hati yang disibukkan dengan Allah yang tidak akan dilenakan oleh Qiila Wa Qaala (banyak bercerita lagi berbicara) dan inilah ciri kedunguan seorang hamba sebagaimana yang ditegaskan Rasulullah apabila ia lebih banyak berbicara dari berbuat, lebih banyak bercerita dari beramal, lebih banyak berangan-angan dan bermimpi dari beraksi dan berkontribusi. “Diantara ciri kebaikan Keislaman seseorang adalah meninggalkan yang sia-sia”. ( HR. At Tirmidzi).<br />
5. Tajamkan dengan cita-cita Kesyahidan<br />
“Pasukan yang tidak punya tugas, sangat potensial membuat kegaduhan” inilah pengalaman medan para pendahulu kita untuk menjadi sendi-sendi dalam kehidupan berjamaah ini. Kerinduan akan syahid akan lebih banyak menyedot energi kita untuk beramal dari berpangku tangan, lebih berkompetisi dari menyerah diri, menyibukkan untuk banyak memberi dari mengoreksi, untuk banyak berfikir hal-hal yang pokok dari hal-hal yang cabang. “Dan barang siapa yang meminta kesyahidan dengan penuh kejujuran, maka Allah akan menyampaikanya walaun ia meninggal diatas tempat tidurnya”. ( HR. Muslim)<br />
“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah bersatu berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepadaMu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (dijalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahay-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifat-mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong”.<br />
Amin…Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH)http://www.blogger.com/profile/15337027087615640875noreply@blogger.com0